Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rakyat dibebani pajak, perusahaan pelayaran asing justru kebal

Rakyat dibebani pajak, perusahaan pelayaran asing justru kebal Pameran kapal pesiar. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Belakangan ini, pemerintah gencar mengejar penerimaan negara dari sektor perpajakan, meliputi pajak dan cukai. Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak mengincar objek pajak baru, mulai dari pajak tol, pajak barang mewah, kenaikan materai, pajak untuk rumah kost, dan lainnya.

Anehnya, justru perusahaan pelayaran asing dalam negeri terbebas dari segala macam pajak. Perlakuan berbeda, perusahaan pelayaran nasional justru kena pajak. Tidak heran jika pelayaran Indonesia saat ini dikuasai perusahaan asing. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui itu.

Menurut Bambang, kondisi ini berdampak pada defisit transaksi jasa di sisi pelayaran. "Kita akan panggil INSA kita mengatasi defisit di sisi pelayaran ini. Artinya yang menguasai pelayaran dalam negeri sekarang perusahaan asing. Sebabnya ternyata masalah pajak," ucap Bambang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/4).

Orang lain juga bertanya?

Bambang menyebut selama ini ada kompetisi yang tidak sehat antara perusahaan pelayaran asing dengan domestik. Kementerian Perhubungan serta INSA akan membahas dan berencana menerapkan pajak untuk perusahaan pelayaran asing agar persaingan lebih sehat.

"Ini unfair kompetisi. Kita akan kerja sama dengan Kemenhub dan INSA terapkan sistem pajak netral. Tingkat persaingan domestik dan asing harus sama. Entah nanti pajak dalam negeri dikurangi atau asing ditambah nanti," katanya.

Untuk mengurangi defisit neraca perdagangan bidang jasa, Bambang juga mendorong pembentukan BUMN re-asuransi. Perusahaan ini dibutuhkan karena banyak perusahaan asuransi Indonesia mengasuransikan uang mereka ke re-asuransi luar negeri.

"Kita bisa kurangi uang keluar secara besar, kita kurangi dengan BUMN re-asuransi yang bisa terbentuk tahun ini," ucapnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit
Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Masuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.

Baca Selengkapnya
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran

Tantangan yang dihadapi pelayaran nasional, termasuk persaingan yang tidak sehat akibat keterlibatan BUMN yang tidak memiliki inti bisnis di sektor pelayaran.

Baca Selengkapnya
Wamendag: Persaingan Buat Industri Domestik Lebih Kompetitif
Wamendag: Persaingan Buat Industri Domestik Lebih Kompetitif

Proteksi terlalu berlebihan terhadap industri domestik yang tidak kompetitif bisa membuat proses negosiasi perjanjian dagang lebih sulit.

Baca Selengkapnya
Biaya Melintas di Terusan Panama Naik dari Rp6 Miliar Jadi Rp37 Miliar, Ternyata Ini Penyebabnya
Biaya Melintas di Terusan Panama Naik dari Rp6 Miliar Jadi Rp37 Miliar, Ternyata Ini Penyebabnya

Dengan kondisi ini, para pelaut harus merogoh kocek atau biaya lebih mahal untuk melintas di Terusan Panama.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Aturan Pasar Listrik Dibuka untuk Swasta Sedang Dibahas, Begini Dampaknya ke PLN
Aturan Pasar Listrik Dibuka untuk Swasta Sedang Dibahas, Begini Dampaknya ke PLN

Para produsen bidang kelistrikan atau industri lain, akan berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk dan layanannya.

Baca Selengkapnya