Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rakyat jadi kambing hitam kegemaran impor pemerintah

Rakyat jadi kambing hitam kegemaran impor pemerintah stok beras Nasional. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Impor sektor pangan yang tak terbendung saat ini disebut sebagai akibat dari persoalan yang kompleks. Mulai dari luas lahan pertanian yang terus tergerus, jumlah penduduk meningkat tajam hingga bergesernya pola konsumsi masyarakat.

Tingginya impor tentunya berimbas pada neraca perdagangan Indonesia yang belakangan ini selalu mengalami defisit di mana ekspor selalu kalah dibandingkan impor. Komoditas impor yang deras menyerbu Indonesia mulai dari pangan seperti gandum hingga barang teknologi tinggi seperti pesawat.

Direktur Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, mengakui selama ini banyak keluhan masyarakat tentang membanjirnya barang impor. Namun, penyebab impor itu adalah permintaan masyarakat sendiri.

Orang lain juga bertanya?

"Kita mengeluhkan banyak impor. Semakin banyak produk. Saya lontarkan pertanyaan, barang itu kan dari luar negeri memang naik kapal sendiri? Itu karena ada pesan dari Indonesia," ucap Iman di Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Iman kembali mempertanyakan kenapa orang Indonesia suka memesan barang impor dan tidak membeli produk dalam negeri. "Pertanyaannya kenapa orang Indonesia tidak beli produk Indonesia? Apa barangnya engga ada, kenapa orang pesan dari luar negeri kalau itu ada di dalam Indonesia," tegasnya.

Menurut Iman, tingginya impor saat ini karena kurangnya sisi suplai dari dalam negeri. "Kelas menengah kita besar dan memerlukan produk konsumer. Bisa engga kita meningkatkan produksi pangan dalam negeri," tuturnya.

Hal senada juga dilontarkan oleh Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. Rusman mengakui permintaan komoditas pangan domestik cukup beragam dan tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

"Kalau semua orang bermukim di Indonesia ya makan beras Indonesia kenapa mesti impor. Beras kecil pakai sumpit kita bisa. Tapi itu kan segmennya enggak banyak juga. Kayak beras ketan, golden rice itu kita memang enggak punya," jelasnya di Jakarta.

Rektor IPB Harry Suhardiyanto melihat pemerintah belum siap menyikapi bergesernya pola konsumsi masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan buah dan protein tidak terpenuhi dari dalam negeri.

"Makin banyak memerlukan buah. Pemerintah tidak memperhatikan kebutuhan buah maka impor," ujarnya di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta.

Agar tidak terus menerus terbuai impor, maka harus mengejar produktivitas dari hasil komoditas pangan. Yakni melalui menghasilkan inovasi dan memperbaiki produksi.

"Kalau hasil produksi belum baik, kita beli lah yang belum baik, nanti di evaluasi. Kalau diadu dengan produk impor maka enggak ada kepedulian," paparnya.

Untuk menyikapi lahan yang kurang, Harry mengusulkan agar menggunakan lahan pasang surut untuk budidaya kedelai. Yang dimaksud lahan pasang surut adalah tanah yang tergenangi oleh air laut.

"Tanah kurang, maka lahan pasang surut bisa dibuat. Untuk budidaya kedelai, mengandalkan lahan selama ini ada," katanya.

Dia menyebut, saat ini ada 20 hektar lahan pasang surut di wilayah Delta Telang dekat Palembang dan Tulang Bawang, Lampung. Lahan pasang surut menggunakan teknologi budidaya jenuh air.

"Jadi ketika Porit ini tidak naik, kita jenuhkan air. Terapkan untuk varietas kedelai, dengan jarak parit sekian, genangan air sekian," imbuhnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal

Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.

Baca Selengkapnya
Target Pemerintah Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah Bisa Gagal Gara-Gara Ini
Target Pemerintah Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah Bisa Gagal Gara-Gara Ini

Tren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Jokowi Marah Tegur PNS Pemda Hobi Belanja Impor
VIDEO: Presiden Jokowi Marah Tegur PNS Pemda Hobi Belanja Impor "Boros Sekali Kita!"

Presiden Jokowi menyinggung belanja dalam negeri yang dilakukan pemerintah daerah.

Baca Selengkapnya
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000

Jokowi meminta masyarakat sadar masalah ini berbahaya.

Baca Selengkapnya
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?

Baca Selengkapnya
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara

Pemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.

Baca Selengkapnya
Cerita Pengusaha Lokal Banyak Produk Indonesia yang 'Dicuri' China, Dijual dengan Harga di Luar Nalar
Cerita Pengusaha Lokal Banyak Produk Indonesia yang 'Dicuri' China, Dijual dengan Harga di Luar Nalar

Produk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.

Baca Selengkapnya
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri

Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk

Sri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai
PMI Manufaktur RI Anjlok karena Kelas Menengah Mulai Tahan Belanja, Waspada PHK Massal Mengintai

penurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini

Banyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.

Baca Selengkapnya