Ramadan dan Lebaran 2019, Pemerintah Fokus Jaga Rantai Distribusi Cegah Harga Naik
Merdeka.com - Pemerintah terus menjaga distribusi barang komoditas pangan selama Ramadan dan Lebaran 2019 agar tidak terganggu yang bisa menaikkan harga. Upaya tersebut juga dilakukan agar inflasi tetap terjaga.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, mengatakan berbagai hal yang dapat dilakukan adalah membangun gudang di daerah yang mengalami surplus bahan makanan, seperti beras, dan memastikan tidak ada daerah yang masih mengalami defisit pangan.
"Misalnya, ada sekitar enam hingga tujuh provinsi di Indonesia yang surplus beras. Itu harus dipikirkan soal gudang dan bagaimana mendistribusikan secara efisien ke daerah yang kekurangan," katanya seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Selasa (14/5).
-
Bagaimana Kemendag menjamin kelancaran distribusi? 'Dengan akses jalan yang baik, maka kegiatan produksi dan alur distribusi dapat berjalan tepat waktudan sesuai target,' jelasnya.
-
Bagaimana Kemendag mengontrol harga barang kebutuhan pokok? Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023, yakni pihaknya rutin melakukan kunjungan ke pasar-pasar di tanah air untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Apa yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi beras? 'Pemerintah telah melakukan langkah dengan pengadaan beras luar negeri melalui impor dan juga melakukan stabilisasi melalui intervensi dari distribusi harga pangan, terutama beras.' ungkap Sri Mulyani.
-
Bagaimana Kementan menjaga ketersediaan beras? Sebagai contoh, bulan Agustus ini masih memiliki lahan panen sekitar 850 ribu hektare. Bahkan lahan tersebut masih akan bertambah pada Bulan September selanjutnya.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Bagaimana cara Dinas Pertanian di Banyumas memastikan ketersediaan pangan? Ia optimistis ketersediaan pangan di Banyumas masih mencukupi kebutuhan karena produksi padi di kabupaten pada tahun 2022 mencapai 374 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 240 ribu ton beras atau masih surplus sekitar 40 ribu ton beras.
Selain itu, upaya lainnya adalah memanfaatkan produk olahan yang mampu bertahan dalam jangka waktu lebih panjang sebagai alternatif seperti cabai dan bawang. "Misal dari cabai segar ke cabai bubuk atau bentuk olahan lainnya. Itu bisa menjadi rencana jangka panjang, karena musim hujan kita juga tidak menentu," kata Musdhalifah.
Dalam periode ini, dia menambahkan, biasanya terdapat peningkatan konsumsi komoditas pangan tertentu seperti telur ayam ras, daging maupun cabai hingga 10 hingga 20 persen. Untuk itu, Musdhalifah meyakinkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, serta Satgas Pangan untuk memastikan kestabilan harga.
"Kami akan terus membangun komunikasi yang terbuka, menyempurnakan data dan membangun sistem yang lebih baik, agar kita bisa tahu betul di mana lokasi yang benar-benar surplus, dan hal penting lainnya," katanya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, menambahkan pemerintah juga telah menambah luas tanam cabai, bawang merah, dan jagung pada tiga hingga empat bulan sebelumnya. Menurut dia, upaya menambah luas lahan tanam merupakan salah salah satu bentuk antisipasi dari naiknya permintaan menjelang periode Ramadhan dan Lebaran.
"Studi kami menunjukkan bahwa biasanya ada kenaikan di tiga hari sebelum masuk Ramadhan, seminggu kemudian turun, lalu seminggu sebelum Idul Fitri akan naik lagi," kata Agung.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar ikut menyampaikan komitmen dan keyakinan bahwa pihaknya dapat menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga. Saat ini, dia menambahkan, pasokan sembilan bahan pokok yang diawasi oleh Bulog tercatat masih mencukupi dalam periode ini.
"Itu termasuk tiga tugas utama Bulog. Kami semua akan terus menjaga pangan, khususnya dalam Ramadan dan Lebaran 2019 ini," ujar Bachtiar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaUntuk mendukung target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal PSP dan BPPSDMP untuk saling bersinergi
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaGerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaGuna mengendalikan harga komoditas, perlunya langkah preventif dari pemerintah pusat dan Pemda.
Baca SelengkapnyaPemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaBapanas mencatat harga pangan nasional mulai stabil pada September.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSusiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaHarga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca Selengkapnya