Ramai-ramai anak buah Jokowi bantah daya beli masyarakat RI menurun
Merdeka.com - Pemerintah dihadapkan pada kondisi pelemahan daya beli masyarakat di tengah kondisi perekonomian yang semakin membaik. Pelemahan daya beli tersebut pun berdampak pada penurunan laba sejumlah industri ritel Tanah Air.
Tidak tanggung-tanggung minimarket sekelas Indomaret yang menjangkau masyarakat menengah ke bawah milik PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mencatatkan penurunan laba yang mengejutkan.
Laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia, laba DNET tercatat hanya Rp 30,5 miliar di semester I-2017. Angka ini turun sekitar 71 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 105,4 miliar.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Dimana daya beli petani Sulut membaik? Daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
"Bicara Indomaret, memang ada penjualan mereka yang tertekan. Tentu saja karena segmen mereka pada umumnya adalah menengah ke bawah. Dari situ terlihat berarti orang menahan diri untuk belanja. Jadi itu memang ada sedikit tekanan disana di daya beli masyarakat," ujar Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee kepada merdeka.com di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (3/8).
Hans berpendapat, menurunnya daya beli masyarakat dipengaruhi oleh musim lebaran yang hampir berbarengan dengan masa masuk sekolah. Hal tersebut kemudian, membuat masyarakat mengalihkan dana yang dimiliki untuk membeli kebutuhan yang lebih utama dan lebih mendesak.
"Ini kan ada event Lebaran bertemu dengan masuknya anak sekolah. Jadi orang tentu orang mikir, anak saya sekolah, beli baju kan enggak terus wajib. Jadi mereka utamakan dulu beli keperluan wajib dan mendesak tersebut daripada harus membelanjakan dananya untuk kebutuhan yang tidak mendesak," jelasnya.
Selain alasan kebutuhan mendesak, kebiasaan belanja masyarakat yang mengalihkan cara belanja tunai menjadi online juga ditengarai menjadi penyebab menurunnya pendapatan industri retail. Sebab masyarakat merasa nyaman memperoleh barang yang diinginkan tanpa harus pergi ke toko retail.
"Tetapi memang dari sebagian dari sektor retail ada sedikit pengalihan. Jadi orang tadinya ada belanja langsung, jadi berubah menjadi online. Ada sebagian bergeser kesana. Ini juga memberi pengaruh. Tapi perlu dilihat juga data pembelian dari online meningkat atau tidak," kata Hans.
Namun demikian, Hans mengakui kondisi perekonomian Indonesia cukup baik saat ini. Adanya kondisi pelemahan daya beli tersebut perlu ditelusuri untuk mengetahui secara penyebabnya secara pasti.
"Kondisi ekonomi saat ini baik, seperti data-data yang dimiliki oleh pemerintah. Masyarakat juga punya dana untuk dibelanjakan, tapi itu tadi karena berbagai faktor mereka tidak belanjakan dana itu," pungkasnya.
Namun, anak buah Presiden Jokowi membantah daya beli masyarakat RI menurun. Ini buktinya seperti dirangkum merdeka.com:
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaAirlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi minta semua menteri mencari tahu penyebab PMI Indonesia terkontraksi setelah 34 bulan berturut-turut mengalami trens ekspansi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca Selengkapnya