Ramai-Ramai Miliarder Khawatir Soal Prediksi Resesi AS
Merdeka.com - Sejumlah miliarder membeberkan prediksi mereka tentang resesi yang diramal akan menimpa ekonomi Amerika Serikat sebelum akhir tahun. Ini setelah peringatan dari lembaga keuangan dan CEO ketika Federal Reserve bergerak untuk mengatasi inflasi tinggi dengan kenaikan suku bunga yang lebih curam dari perkiraan.
Dilansir Forbes, salah satu miliarder yang merasa khawatir akan risiko resesi di AS adalah Elon Musk. Menurutnya, resesi tak terhindarkan di beberapa titik.
Pernyataan itu pun senada dengan yang telah diucapkan Presiden AS Joe Biden dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press. Sebelumnya, dalam email internal kepada para eksekutif Tesla, orang terkaya di dunia itu telah mengungkapkan dirinya memiliki perasaan yang sangat buruk tentang ekonomi AS, ketika mengisyaratkan akan adanya PHK di perusahaan kendaraan listrik tersebut.
-
Siapa yang membocorkan kebiasaan investasi para miliarder? Chris Hernandez, Pakar Investasi sekaligus Mitra Pendiri di Strategic Capital, membocorkan kebiasaan investasi para kliennya ialah dengan mempertimbangkan kemampuan likuiditas sebelum melakukan kegiatan investasi.
-
Bagaimana kekayaan miliarder di Amerika Serikat berubah? - Total kekayaan mencapai USD4,5 triliun, turun USD200 miliar dari tahun sebelumnya
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Bagaimana tekanan finansial berdampak pada orang-orang? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
-
Apa dampak buruk dari tekanan finansial? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
Pada Mei 2022, pendiri Microsoft Bill Gates juga berbagi sentimen serupa dalam sebuah wawancara dengan jurnalis CNN Fareed Zakaria. Dalam wawancara itu, Gates menyebut dunia sedang menuju perlambatan ekonomi dalam 'waktu dekat' di tengah dampak pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Selain itu, CEO JP Morgan Jamie Dimon yang memperingatkan 'badai' ekonomi yang dipicu oleh konflik di Ukraina dan inflasi yang tinggi dan mengatakan banknya sedang mempersiapkan hasil yang buruk dari kedua krisis tersebut awal bulan ini.
"Jika tingkat inflasi tetap di sekitar 8,5 persen seperti saat ini, The Fed perlu mengerem dengan cukup keras agar tidak mendorong ekonomi ke dalam resesi," kata pendiri dan CEO Citadel Ken Griffin.
Selain miliarder, beberapa lembaga keuangan besar dan pemimpin bisnis juga telah memperingatkan risiko resesi AS baik pada akhir tahun ini atau sekitar tahun depan. Pada Selasa kemarin (21/6) Goldman Sachs memperbarui perkiraannya kemungkinan resesi menjadi 30 persen selama 12 bulan ke depan—naik dari 15 persen di bulan April.
Sehari sebelumnya, bank investasi Jepang Nomura memperingatkan bahwa resesi ringan di AS sekitar akhir 2022 sekarang lebih "mungkin" terjadi. Deutsche Bank, bank pertama yang memproyeksikan resesi AS akan datang pada akhir 2023 — merevisi perkiraannya yang menyatakan bahwa sekarang mereka memperikirakan AS bisa melihat resesi yang lebih awal dan agak lebih parah.
Bank investasi asal Jerman itu sekarang memprediksi kontraksi 3,1 persen dari PDB AS pada kuartal ketiga 2023. Adapun catatan baru-baru ini dari kepala ekonom di Moody's Analytics yang memperingatkan risiko resesi AS "sangat tinggi" dan "meningkat."
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaDemi meningkatkan kekayaannya, para miliarder terus berencana investasi di lima bidang utama.
Baca SelengkapnyaSepertiga pensiunan khawatir bahwa tekanan finansial dapat mempengaruhi kesehatan mereka.
Baca Selengkapnya