Ramalan Bank Indonesia Jika Pemerintah Naikkan Tarif Listrik di 2020
Merdeka.com - Pemerintah telah memutuskan untuk memangkas subsidi energi listrik untuk pelanggan mampu 900 VA pada 2020. Imbasnya, tarif listrik pelanggan tersebut berpotensi naik karena mengikuti skema penyesuaian atau tariff adjustment.
Bank Indonesia (BI) menilai kenaikan tarif listrik tersebut tidak akan berpengaruh besar hingga menyebabkan gejolak pada perekonomian. Target inflasi hingga pertumbuhan ekonomi dinilai tak akan terdistorsi.
"Inflasi dari administered price pasti ada kenaikan tapi target inflasi masih bisa. Target pertumbuhan tidak akan terganggu," ujar Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono saat ditemui di Labuan Bajo, Senin (9/12).
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
BI memahami langkah pemerintah dalam memangkas perlahan segala bentuk subsidi. Sebab, hilangnya subsidi akan membuat tekanan penyumbang inflasi dari sisi diatur pemerintah atau administered price akan berkurang.
"Tidak ada lagi inflasi administered price atau akan minimal kalau tidak ada lagi subsidi," tuturnya.
SVP Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto, menambahkan pemerintah diminta menjaga harga sembilan bahan pokok (sembako) jika harus memutuskan menaikkan tarif listrik.
"Ketika penarikan subsidi listrik terjadi akan mendorong inflatoir dari konsumsi listrik. Maka dari sisi non administered price harus bisa dikontrol terutama harga sembako sehingga bisa deflatoir," jelasnya.
Dongkrak Inflasi
Wacana pencabutan subsidi listrik dinilai akan berdampak pada inflasi. Sekitar 24,4 juta pelanggan listrik 900 VA dipastikan akan menyumbang inflasi jika subsidi resmi dicabut.
Hal itu disampaikan oleh Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Andry Asmoro dalam acara Macro Economic Outlook 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Kendati demikian dia menilai pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi secara umum.
Dengan asumsi pencabutan subsidi tersebut, tingkat inflasi tahun 2020 diproyeksi naik jadi 3,5 persen. Sementara hingga akhir tahun, Andry memperkirakan tingkat inflasi bakal sebesar 3,41 persen.
"Dampak dari pencabutan subsidi listrik enggak sebesar kalau BBM dinaikkan, inflasi kita perkirakan dari 3,41 persen tahun ini ke 3,5 persen," kata dia.
Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi, jika kinerja neraca perdagangan Indonesia membaik dan didorong dengan kondisi perekonomian global yang kian stabil bakal bisa mencapai 5,1 persen pada tahun 2020 mendatang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tarif adjustment listrik merupakan ketentuan tarif listrik bagi pelanggan non subsidi yang dievaluasi setiap tiga bulan secara berkala.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini diambil sebagai langkah untuk menjaga daya saing industri nasional dan mendukung daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaTarif tenaga listrik untuk 24 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaTarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan dan tetap diberikan subsidi listrik.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaKenaikan gaji ASN dan UMP hanya berkontribusi kecil terhadap inflasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPT Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tetap stabil di sekitar 5,1 persen pada tahun 2025.
Baca Selengkapnya