Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rancang Protokol Kesehatan, Pariwisata Bali Siap Beroperasi di Era New Normal

Rancang Protokol Kesehatan, Pariwisata Bali Siap Beroperasi di Era New Normal Turis berjemur di Kuta. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Industri pariwisata di Bali menyatakan siap untuk menjalani tatanan kenormalan baru atau new normal. Seluruh pariwisata, dalam praktiknya nanti akan lebih mengedepankan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan sebagai kebutuhan utama wisatawan.

Ketua Pasar ASEAN dari ASITA Bali, Febrina Budiman mengatakan, ada 400 tour operator dan travel agen yang tergabung dalam ASITA Bali. Dari jumlah itu, semuanya sudah menyatakan siap untuk menyambut kenormalan baru pariwisata.

"Kami sangat optimistis bahwa kami bisa 'berteman' dengan Covid-19 atau dengan kata lain kita harus bisa berteman meski kita tidak bisa berteman selamanya," kata Febrina di Jakarta, Jumat (5/6).

Orang lain juga bertanya?

Optimisme pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali itu bukan tanpa alasan. Dimulai dari situasi yang sangat berat akibat Covid-19 ketika pemerintah menutup akses pintu masuk internasional, khususnya dari China pada Februari 2020. Memasuki Maret 2020, pemerintah kemudian memutuskan untuk menutup semua penerbangan internasional yang berarti wisatawan dari berbagai market potensial juga terhenti.

Namun keberhasilan pemerintah daerah bersama komunitas lokal dalam mengendalikan Covid-19 membuat industri optimistis menatap fase baru pariwisata Bali.

Tercatat hingga Kamis (4/6), jumlah kasus positif di Bali mencapai 510 orang dengan 364 orang sembuh dan 5 orang meninggal. Semakin cepat penanganan Covid-19, semakin cepat pula ekonomi akan bangkit.

"Kami sangat bersyukur dengan kondisi ini dan berterima kasih dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal," kata dia.

ASITA Bali sendiri sudah merancang protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan dan memastikan nantinya akan diterapkan dengan ketat bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Mulai dari pra-kedatangan wisatawan, saat tiba di bandara dan menuju hotel, saat melakukan aktivitas tur, dan kembali ke bandara untuk penerbangan ke negara asal wisatawan. Dengan kata lain industri sepenuhnya siap memberikan rasa nyaman dan aman serta pengalaman baru bagi wisatawan dalam tatanan kenormalan baru pariwisata.

"Namun untuk saat ini dibukanya destinasi tetap bergantung dari keputusan pemerintah," kata Febrina.

Beri Rasa Aman

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya menambahkan, sejak awal pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif kini dengan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang melibatkan industri.

"Sebelum membuka destinasi kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan di sini langkah-langkahnya," kata Nia Niscaya.

Dalam program tersebut Kemenparekraf/Baparekraf membagi dalam dua tahapan yaitu Gaining Confidence dan Appealing. Gaining Confidence dimulai dari penyiapan protokol CHS yang nantinya akan dikemas melalui video tutorial yang menarik dan buku panduan yang mudah dimengerti bagi pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan training, simulasi, publikasi, dan kampanye serta aplikasi penerapan CHS.

Sementara dalam tahapan Appealing, Kemenparekraf akan menjalankan sejumlah program seperti Mega Famtrip dengan melibatkan key opinion leader (KOL), media serta travel agent and tour operator (TA/TO). Kemudian juga membuat joint promotion dengan membuat paket tur bersama airlines dan TA/TO. Kemudian juga menyiapkan penyelenggaraan kegiatan MICE dalam skala kecil.

"Namun kami tekankan bahwa pembukaan destinasi bergantung atas keputusan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan pemerintah daerah. Karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda," kata Nia Niscaya.

Bali yakni kawasan Nusa Dua direncanakan akan menjadi pilot project penerapan program CHS. Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif sehingga dapat dengan mudah dilakukan pengawasan. Di Nusa Dua juga lengkap dengan fasilitas pendukung mulai dari akomodasi, amenitas, bahkan rumah sakit berskala internasional.

"Indonesia, seperti banyak negara, saat ini kita tengah fokus pada penyiapan new normal sebagai persiapan menyambut kembali turis. CHS itulah yang kita siapkan. Kami optimistis bisa menyambut wisatawan dengan pengalaman yang baru dan menarik," kata Nia Niscaya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bangkit Pasca Pandemi, ASITA Bali Hadapi Tantangan Digitalisasi
Bangkit Pasca Pandemi, ASITA Bali Hadapi Tantangan Digitalisasi

Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah adanya digitalisasi dalam pemasaran dengan adanya layanan pembelian tiket secara online.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Rombak Pariwisata di Bali, Turis Pembuat Onar Langsung Dideportasi
Pemerintah Rombak Pariwisata di Bali, Turis Pembuat Onar Langsung Dideportasi

Luhut mengaku tak akan rugi jika kehilangan 5.000 turis bermasalah di Bali.

Baca Selengkapnya
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya
Pemprov Bali Minta Masyarakat Tidak Terbangkan Layang-layang Selama KTT AIS
Pemprov Bali Minta Masyarakat Tidak Terbangkan Layang-layang Selama KTT AIS

Sekda Bali mengimbau kepada masyarakat tidak menaikkan layang-layang saat pelaksanaan KTT AIS Forum.

Baca Selengkapnya
Bocoran Menko Luhut: Prabowo Bakal Bangun Jalan Tol dan LRT di Bali
Bocoran Menko Luhut: Prabowo Bakal Bangun Jalan Tol dan LRT di Bali

Luhut menyoroti pembangunan infrastruktur Bali saat ini yang hanya fokus di sekitar wilayah selatan.

Baca Selengkapnya
Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali
Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali

Pariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan.

Baca Selengkapnya
Sederet Upaya Pemerintah Ciptakan Pariwisata Berkualitas di Indonesia
Sederet Upaya Pemerintah Ciptakan Pariwisata Berkualitas di Indonesia

Quality tourism akan mengubah norma, standar, serta menjalankan praktik-praktik sesuai norma dan standar baru.

Baca Selengkapnya
Menteri Sandiaga Bakal Setop Izin Pembangunan Hotel, Ini Alasannya
Menteri Sandiaga Bakal Setop Izin Pembangunan Hotel, Ini Alasannya

Kebijakan yang disiapkan juga menyangkut fasilitas akomodasi pariwisata yang tidak memiliki aspek berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster

Megawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.

Baca Selengkapnya
Rektor Unud:  Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali
Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali

Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Pembangunan Museum Pandemi Covid-19 di Klungkung Bali
Cerita di Balik Pembangunan Museum Pandemi Covid-19 di Klungkung Bali

Pembangunan museum diharapkan menjadi acuan bagi Pemprov Bali hingga ke depan bagaimana menangani pandemi Covid-19 seandainya kembali terjadi.

Baca Selengkapnya