Ratusan petani tebu unjuk rasa depan Istana, minta impor gula dihentikan
Merdeka.com - Sekitar 300 petani tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Para petani tersebut berasal dari sentra-sentra tebu di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.
Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen mengatakan, dalam aksi ini, para petani membawa empat tuntutan yang ingin disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pertama, para petani meminta agar pemerintah menghentikan impor gula lantaran stok di dalam negeri sudah terlalu banyak. Soemitro menjelaskan, pada 2018 ini stok gula konsumsi mengalami surplus 2,4 juta ton.
-
Mengapa presiden mengajak pemimpin dunia fokus ke petani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pemenuhan air bagi kebutuhan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Apa yang diminta anak buah Jokowi? Ramai-Ramai Anak Buah Jokowi Minta Tambah Anggaran Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Kenapa petani di Desa Sukobubuk ekspor petai? Saman yang juga kepala Desa Sukobubuk, akhirnya mendapatkan kesempatan berdialog dengan Menteri KLHK (kala itu Siti Nurbaya), ketika berkunjung ke Purwodadi, Jawa Tengah. Keluh kesah Saman, akhirnya direspons oleh Kementerian KLHK, karena pada tahun 2023 dipertemukan dengan satu perusahaan yang memfasilitasi penjualan petai ke pasar ekspor.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
Rinciannya, stok sisa di akhir 2017 sebesar 1 juta ton, rembesan gula rafinasi di 2018 sebesar 800 ribu ton. Kemudian produksi gula konsumsi di 2018 sebesar 2,1 juta ton, impor gula konsumsi tahun ini sebanyak 1,2 juta ton,
"Sehingga total stok 5,1 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula konsumsi hanya 2,7 juta ton," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/10).
Kedua, petani meminta pemerintah melalui badan usahanyanya untuk membeli gula tani yang tidak laku. Menurut Soemitro, komitmen pemerintah yang akan membeli gula tani 600 ribu ton melalui Bulog dengan harga Rp 9.700 per Kg belum terealisasi sepenuhnya.
Hingga saat ini, Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton gula petani, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg karena tidak kuat menahan kebutuhan hidup dan biaya untuk mengolah kembali tanaman tebu.
"Dengan harga pembelian Bulog itu pun kami masih rugi karena biaya produksi gula petani sebesar Rp 10.600 - Rp 11.000 per Kg. Maka kerugian kami untuk tahun 2018 sebesar Rp 2 triliun dengan perhitungan kerugian petani Rp 2.000 per kg dikalikan 1 juta ton gula tani," ungkap dia.
Ketiga, petani meminta pemerintah menindak tegas pelaku rembesan gula rafinasi untuk segera ditangkap dan diadili. Soemitro menyatakan, rembesan gula rafinasi menyebabkan gula tani tidak laku karena pasar sudah penuh dengan gula impor.
"Tahun 2018 kami hitung ada 800 ribu ton rembesan gula rafinasi sehingga petani sangat dirugikan. Kami sudah menemukan banyak rembesan dan melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri. Rembesan ini akibat izin impor rafinasi yang kebanyakan yaitu 3,6 juta ton, padahal kebutuhan hanya 2,4 juta ton," ungkap dia.
Dan keempat, para petani meminta agar Presiden Jokowi mencopot Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang telah memberikan izin impor gula sehingga menyebabkan kerugian bagi para petani lokal.
"Ganti Menteri Perdagangan sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap banjirnya impor gula," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam aksinya meminta enam tuntutan yakni mencabut omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan meminta pemerintah menurunkan harga beras, telur dan sembako.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku mengutamakan produk dalam negeri dan tidak harus serta merta melakukan impor.
Baca SelengkapnyaPara Petani kecewakan terhadap Gubernur Jambi yang tidak ada dikantornya.
Baca SelengkapnyaSubsidi pupuknya akan saya tambah. Karena supply pupuknya juga ada," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaAncaman itu disampaikan Zulhas usai ribuan peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya membuang susu hasil perahan.
Baca SelengkapnyaGanjar menerima keluhan para petani tebu di Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk,
Baca SelengkapnyaKepolisian telah menerjunkan sekitar 1.100 personel .
Baca SelengkapnyaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (28/9)
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak DPR untuk segera mengajukan hak angket serta menuntut pemakzulan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejumlah demonstran pun baru menyadari, di tangannya memegang snack bergambar Kaesang Pangarep.
Baca SelengkapnyaMegawati secara khusus meminta Presiden Joko Widodo untuk menanam pohon yang besar.
Baca SelengkapnyaGibran membocorkan salah satu pesan dari Jokowi jika dirinya menang dalam Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya