Raup pendapatan 2017 Rp 598,9 T, Pertamina sebar dividen Rp 8,57 T
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) serahkan dividen 2017 sebesar Rp 8,57 triliun. Selain itu, RUPS menyetujui laporan pendapatan 2017 yang telah diaudit naik 18 persen, menjadi USD 42,96 miliar atau setara Rp 598,9 triliun (Rp 13.941 per USD), dibandingkan pendapatan audit 2016 USD 36,49 miliar.
Hal tersebut merupakan bagian dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Pertamina yang dilaksanakan hari ini. Pertumbuhan pendapatan dipicu oleh naiknya penjualan minyak mentah dan produk baik di dalam negeri maupun ekspor.
Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan 2017 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Pertamina. Profil keuangan perseroan masih dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs Rupiah terhadap Dolar.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
"Sepanjang 2017, perusahaan tetap berupaya menjaga kinerja keuangan yang positif meskipun terdampak oleh dinamika harga minyak dunia. Kami fokus menjalankan komitmen proyek strategis dan meningkatkan efisiensi di segala lini, sehingga Pertamina tetap dapat mencatatkan kenaikan pendapatan perseroan," jelas Nicke di Jakarta, Rabu (2/5).
Sepanjang 2017, realisasi rata-rata harga minyak ICP mencapai USD 51,17 per barel. Asumsi ICP berdasarkan Rencana Kerja Perseroan 2017 adalah USD 48 per barel.
Nicke menambahkan, secara umum kinerja operasional perusahaan juga membukukan pertumbuhan. Yakni, naiknya produksi migas sekitar 7 persen, dari 650 MBOEPD (ribu barel minyak ekuivalen per hari) pada 2016 menjadi 693 MBOEPD pada 2017. Pertumbuhan hulu migas ini dipengaruhi oleh produksi dari Banyu Urip dan naiknya produksi ladang luar negeri Pertamina.
Pertamina pun mampu meningkatkan produksi panas bumi (geothermal) menjadi 3.900 GWh, atau naik 27 persen dibanding 2016 sebesar 3.043 GWh. Hal ini disebabkan beroperasinya PLTP Ulubelu Unit 3 dan Unit 4, serta Kamojang.
Pada pengolahan minyak, Perusahaan pun mampu menjaga tingkat kinerjanya. Di mana hasil produk bernilai tinggi (yield valuable product) meningkat 1 persen menjadi 78,1 persen pada 2017, sementara pada 2016 sebesar 77,7 persen. Volume produk bernilai tinggi (volume valuable product) menjadi 253,4 MMBbl (juta barel) pada 2017.
Sedangkan pada sektor pemasaran, volume penjualan konsolidasi tercermin penurunan tipis 1 persen, dari 86,84 juta KL pada 2016 menjadi 85,88 juta KL pada 2017. Dari total volume tersebut, volume Premium Penugasan dan Jawa Madura Bali (Jamali) pada 2017 mengontribusi 12,31 juta KL, naik 12 persen dari periode sebelumnya. Sedangkan, penjualan LPG PSO naik 2 persen menjadi 11,21 juta KL.
Tingkat Kesehatan Perusahaan mencapai skor total 88,52, dengan rincian aspek keuangan skor 65,00, operasional 12,52, dan administrasi 11,00 sehingga perusahaan termasuk dalam kategori sehat (AA). Kinerja HSSE dan GCG telah terealisasi dengan baik, dimana Pertamina meraih 11 PROPER EMAS dan PROPER HIJAU sebanyak 71. Score assessment GCG 2017 mencapai 91,97.
Sementara itu, pada 2017 Pertamina telah menjalankan Program BBM 1 Harga di 54 titik sesuai yang ditargetkan oleh Pemerintah. Untuk tahun ini, perseroan menargetkan untuk menjalankan BBM 1 Harga di 67 wilayah yang memiliki keterbatasan infrastruktur darat dan laut. Hingga April 2018, sudah terdapat 4 titik yang melaksanakan program BBM 1 Harga.
"Tahun 2017 telah dilalui dengan cukup baik. Tahun ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Pertamina. Sebagai BUMN migas, Pertamina akan menjalankan perannya dalam distribusi BBM, menjaga availability, affordability dan accessibility ke seluruh masyarakat Indonesia," tutup Nicke.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPHR mencatat bahwa tren positif kenaikan produksi sudah terlihat sejak akhir Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPHE diharapkan bisa terus meningkatkan kinerja positif sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional akan semakin tinggi.
Baca SelengkapnyaPertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaRekor produksi minyak dan gas tersebut menjadi momentum yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus menjadi jawaban atas kekhawatiran produksi migas akan merosot.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaWaktu bersamaan, Medco meraup pendapatan USD 1,11 miliar di semester I-2023.
Baca Selengkapnya