Realisasi penerimaan negara dalam APBN-P 2017 capai Rp 1.655,8 triliun
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat realisasi penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 mencapai Rp 1.655,8 triliun atau sekitar 95,4 persen dari target. Sedangkan, belanja negara mencapai Rp 2.001,6 triliun. Dengan demikian, defisit tercatat sekitar Rp Rp 345,8 triliun.
"Untuk itu, defisit APBNP 2017 hanya 2,57 persen, ini di bawah bahkan range antara 2,6 persen dan di APBNP bahkan 2,92 persen. Jadi angka ini hanya 87,2 persen dari estimasi APBNP," ujar Menteri Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Selasa (2/1).
Penerimaan negara terdiri dari pajak sebesar Rp 1.339,8 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 308,4 triliun serta kepabeanan atau bea cukai sebesar Rp 192,3 triliun. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, penerimaan perpajakan tumbuh sekitar 4,3 persen.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Apa itu Pajak Progresif? Sementara itu, pajak progresif adalah biaya yang harus dibayarkan jika seseorang memiliki lebih dari satu kendaraan, dimana total pajak akan bertambah seiring dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak.
-
Apa saja objek pajak di masa lampau? Jenis Pajak Lain Setidaknya ada sekitar 15 objek yang dikenakan pajak di Jawa saat itu. Mulai dari pegadaian, pembuatan garam, ikan, minuman keras, judi, hingga pertunjukan wayang.
-
Pajak apa yang dimaksud di video? 'REZIM GAGAL? Harap hati-hati bagi para ibu-ibu kalau lagi hubungan sama suami yak, jangan sampai hamil-melahirkan ada pajak juga bagi ibu yang melahirkan,' tulis akun TikTok tersebut dalam video.
-
Siapa yang memberikan pembebasan pajak? Prasasti Rukam berisi tentang penganugerahan sebuah desa yang dibebaskan pajaknya atas Wanua I Rukam oleh Sri Maharaja Rake Wakutura Dyah Balitung Sri Dharmmodya Mahasambhu.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
"Apabila kita menghilangkan faktor pengampunan pajak, maka pertumbuhan penerimaan perpajakan kita jauh lebih tinggi yaitu mencapai 12,6 persen. Ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibanding tahun sebelumnya," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan dari sisi belanja negara, secara rinci belanja modal mencapai 92,8 persen meningkat signifikan jika dibanding 2016 yang hanya bisa terealisasi 82 persen. Sementara itu, belanja pegawai mengalami penurunan menjadi 93,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Belanja barang meningkat juga, realisasinya 96,8 persen, dibanding 2016 hanya 85,3 persen dan 2015 hanya 89,8 persen. Jadi 2015 dan 2016 di bawah 90 persen. 2017, belanja sosial mencapai 100 persen dari yang dianggarkan, tentu kontribusi dari belanja barang, modal dan sosial sangat positif untuk ekonomi terutama masyarakat keluarga miskin," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaAdapun total penerimaan pajak berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas Rp810,76 triliun atau 76,24 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaReliasasi belanja negara sebesar Rp184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu tahun 2024 yakni Rp3.325, 1 triliun.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaAPBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca Selengkapnya