Regulasi Masih Jadi Penghambat Investor Masuk RI
Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan beberapa alasan investor asing ogah memilih berinvestasi di Indonesia. Seperti diketahui, sebanyak 33 perusahaan yang keluar dari China, justru berinvestasi ke negara-negara tetangga.
Peneliti Senior INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, salah satu faktor tidak diliriknya Indonesia di mata investor yakni tidak adanya kepastian regulasi yang jelas. Selain itu, perizinan yang diberikan di Indonesia pun dianggap terlalu bertele-tele dibandingkan negara-negara lain.
"Satu selama ini menjadi keluhan investor ketidakpastian regulasi dan berbelitnya perizinan," kata Enny dalam diskusi yang digelar di Cikini, Jakarta, Rabu (18/9).
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Kenapa ERP di Jakarta terhambat? 'ERP itu kita masih fokus sama regulasi dan kemarin kendalanya adalah regulasi. Sekarang didorong adalah bagaimana regulasi kita siapkan, tentu dengan stakeholders,' kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/11).
-
Apa yang menjadi kendala bagi warga Indonesia yang ingin berkunjung ke Israel? 'Karena tidak ada hubungan diplomatik, maka mengajukan aplikasi visanya juga tidak 'normal'. Harus melalui grup, sponsor tertentu dan orang-orang tertentu,' kata Sapri Sale, penyusun kamus Indonesia-Ibrani, yang juga merupakan pengamat isu-isu Israel.
-
Kenapa hukum di Indonesia mengecewakan? 'Ada tiga kata yang sangat penting di dalam orasi ini yaitu kata etika, moral dan hukum semua kata itu, rangkaian kata itu penting, tapi saya akan bicara etika, moral dan hukum. Kenapa topik ini dipilih, karena kita punya hukum tetapi hukum kita itu sangat mengecewakan,' kata Mahfud MD di Jakarta, Kamis (30/11).
-
Kenapa Indef khawatir dengan BPN? 'Dugaan saya ini yang akan terjadi pada Badan Penerimaam Negara, satu hingga dua tahun, bagaimana koordinasi, bagaimana membuat SOP yang bagus,' kata Eko. 'Namun sampai hari ini kasus tidak terselesaikan dari asuransi bahkan perbankan. Memang problem kelembagaan ya ketika kelembagaan diubah bukan otomatis yang menghasilkan angka-angka yang fantastis di tax ratio,' terang Eko.
Menurutnya, tidak adanya kepastian dan perizinan tersebut akibat dari banyaknya praktik kongkalingkong yang dilakukan sebuah instansi terkait. Sehingga, prosedur perizinan ditetapkan melalui standar operasional (SOP) perusahaan pun tidak berjalan dengan baik.
"Dengan OSS pun semua tidak bisa jalan karena ada ruang yang memungkinkan antara penentu kebijakan tadi. Itu yang menyebabkan berbagai macam minat investasi ke Indonesia tidak berhasil di maksimalkan," jelas dia.
Padahal, ada peluang besar para investor untuk memilih Indonesia sebagai pilihan berinvestasi. Apalagi dengan potensi market yang besar, sumber daya alam yang demikian melimpah maka bukan tidak mungkin investor memilih Indonesia.
"Tapi kalau tidak ada kepastian bagaimana mereka mau berinvestasi. Biaya perizinan mahal masih oke asal pasti berapa lama kita mengurus perizinan dan pembangunan pabrik," ungkapnya.
Di samping itu, jika melihat dari persetujuan investasi yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 2017-2018 hampir menyentuh Rp 2.000 triliun. Kemudian, BKPM tidak lagi umumkan persetujuan investasi ke publik.
"Tapi BKPM punya data itu, di 2017 realisasi investasi tidak lebih dari Rp 500 triliun padahal persetujuan hampir Rp 2.000 triliun sehingga apa yang sebenarnya terjadi berarti membuktikan bukan Indonesia yang tidak diminati tapi investor datang sulit mendapatkan realisasinya," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal dan kecewa karena perusahaan asing lebih memilih berinvestasi di negara lain ketimbang Indonesia. Dia mendapat laporan dari Bank Dunia bahwa 33 perusahaan yang keluar dari China, justru berinvestasi ke negara-negara tetangga.
"23 (perusahaan) memilih (investasi) di Vietnam, 10 lainnya perginya ke Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Enggak ada yang ke kita," jelas Jokowi saat memimpin rapat terbatas antisipasi perkembangan perekonomian di Kantor Presiden.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaPernyataan itu bukan tanpa bukti. Mahfud mengaku sering mendapat keluhan dari investor.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, Indonesia memerlukan kepastian hukum. Serta jaminan kebebasan ekspresi warganya.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan terbesar.
Baca SelengkapnyaDPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru
Baca SelengkapnyaDi tengah ketidakpastian ini, kebijakan di Indonesia harus lebih cepat.
Baca SelengkapnyaJika kepercayaan para investor meningkat, secara otomatis akan meningkatkan nilai modal asing yang akan masuk.
Baca SelengkapnyaHal itu disebabkan persyaratan dari Uni Eropa yang sangat ketat terkait pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, percuma memasarkan sesuatu kepada investor tetapi penyelesaian masalah dalam negeri belum selesai.
Baca SelengkapnyaLanjut Mahfud, ada orang yang mau berinvestasi dengan prospek yang besar atau gede.
Baca SelengkapnyaTerjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.
Baca Selengkapnya