Rekor dalam 12 tahun, harga minyak dunia jatuh di bawah USD 32/barel
Merdeka.com - Harga minyak dunia jatuh di bawah USD 32 per barel pada Senin (Selasa pagi WIB), untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir. Jatuhnya harga minyak dipicu sentimen bahwa Iran dapat bebas meningkatkan ekspornya dalam beberapa minggu.
Di perdagangan New York, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari merosot USD 1,75 menjadi berakhir di USD 31,41 per barel, tingkat yang terakhir disaksikan pada 23 Desember 2003.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, turun USD 1,61 menjadi menetap di USD 31,55 per barel, penutupan terendah yang terakhir terlihat pada April 2004.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
Harga minyak mentah sudah anjlok sebesar 10 persen pekan lalu karena kekhawatiran tentang China, konsumen energi terbesar di dunia, melampaui laporan ketenagakerjaan AS yang kuat.
"Pada saat ini tidak banyak orang mengharapkan untuk melihat 'rebound' signifikan dalam minyak, sehingga harga terus bergerak lebih rendah ke tingkat terendah multi-tahun karena sentimen bergerak dari posisi buruk menjadi lebih buruk," analis Capital Gain, Fawad Razaqzada, mengatakan kepada AFP.
Para analis masih harus mempertimbangkan risiko geopolitik, termasuk konfilik Arab Saudi-Iran terhadap prospek pasokan baru yang datang ke pasar dari Iran ketika sanksi-sanksinya dicabut.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini berharap kesepakatan nuklir Iran yang akan segera dilaksanakan dengan Teheran di jalur untuk memenuhi janjinya guna menempatkan bom di luar jangkauannya. "Harapan saya adalah bahwa hari ini bisa datang lebih cepat," kata Mogherini di Praha.
"Pelaksanaan perjanjian ini berjalan dengan baik, itu menggembirakan," tambahnya.
Pelaksanaan kesepakatan itu akan menyebabkan pencabutan sanksi ekonomi atas Teheran dan mungkin membawa satu juta barel minyak per hari ke pasar global yang sudah kelebihan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca Selengkapnya