Reliance Sekuritas: Kami tidak ada kaitan dengan kasus penipuan investasi Larasati
Merdeka.com - PT Reliance Sekuritas Indonesia (Tbk) mendukung langkah kepolisian, dalam hal ini Direktorat Tindak Pidana Khusus (Tipideksus) Bareskrim melakukan penegakan hukum kasus investasi yang dinilai merugikan masyarakat seperti dilakukan Esther Pauli Larasati (EPL).
Larasati terbukti melakukan penggelapan dana masyarakat dan kasusnya kembali ditelisik Polisi. Namun, Reli memastikan bahwa perusahaan tidak terkait dengan pelaku. Dan justru, salah satu pihak yang dirugikan.
"Kami mendukung penuh langkah kepolisian dalam penegakan hukum. Namun, PT Reliance Sekuritas, tidak memiliki kaitan sama sekali dengan Larasati. Tindakan melawan hukum Larasati dilakukan ketika sudah tidak tercatat sebagai karyawan Reliance. Oleh karena itu, Reliance justru menjadi korban dari perbuatan Larasati," ujar Sekretaris Perusahaan Reliance Sekuritas Indonesia, Erry TP Hidayat dikutip keterangannya di Jakarta, Jumat (19/10).
-
Siapa yang mengajukan gugatan praperadilan? Hakim Tunggal Pengadilan Negeri Bandung Eman Sulaeman mengabulkan permohonan gugatan sidang praperadilan oleh pihak pemohon yakni Pegi Setiawan terhadap Polda Jabar.
-
Apa saja yang dilakukan Hevearita Gunaryanti Rahayu selama kasus dugaan korupsi? 'Saya ada di sini dan tidak ke mana-mana. Alhamdulillah sampai saat ini saya baik-baik dan mengikuti saja prosedur yang sedang dilaksanakan,' ujar Ita dikutip dari ANTARA.
-
Siapa yang melakukan penggeledahan di kantor Hevearita Gunaryanti Rahayu? Pada Rabu (17/7), tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di Kantor Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
-
Siapa yang ditetapkan tersangka dalam kasus gratifikasi Rp8 miliar? Sekadar informasi, Eddy Hiariej telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan gratifikasi sebesar Rp8 miliar.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
Erry menambahkan, merujuk putusan kasus Larasati di Pengadilan Jakarta Selatan pada Senin (30/7), majelis hakim dalam pertimbangan hukumnya, menyatakan bahwa Esther Pauli Larasati, bukan karyawan Reliance pada saat para penggugat, yakni pemilik obligasi FR0035, menyetorkan dana investasi kepada Larasati.
"Ini artinya majelis hakim mengakui bahwa tidak ada hubungan hukum antara nasabah yang dikelola Larasati dengan Reliance Sekuritas," ucap Erry.
Dengan begitu, dalam kasus Larasati, Reliance menegaskan sama sekali tidak terlibat. Larasati ketika melakukan transaksi penjualan obligasi kepada para penggugat, yakni pemilik obligasi FR0035, sudah tidak tercatat sebagai karyawan Reliance.
"Bahkan, Reliance justru pihak dirugikan karena sudah jelas tidak berstatus karyawan, Larasati mengaku-ngaku sebagai karyawan dan menggunakan dokumen perusahaan tanpa izin. Tindakan Larasati yang menjual produk obligasi FR0035, juga tidak sepengetahuan Reliance. Bahkan produk obligasi itu juga tidak pernah dikeluarkan Reliance."
Reliance Sekuritas memastikan tidak pernah menggunakan pihak ketiga dalam setiap transaksi penjualan produk. Nasabah yang melakukan investasi pada produk apapun di PT Reliance Sekuritas, selalu melalui Rekening Dana Nasabah (RDN). Kemudian, setiap Nasabah PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. mempunyai Formulir dan Perjanjian Pembukaan Rekening Efek (individu).
Sementara dalam kasus ini, perjanjian investasi dilakukan dengan Larasati langsung dan dana investasi ditampung di PT Magnus Capital. "Reliance sangat dirugikan secara reputasi korporasi dan akan melakukan tindakan hukum, kami tegaskan, penipuan Larasati bukan kepada nasabah Reliance," tegas Erry.
Erry menambahkan, Larasati pun sudah membuat Surat Pernyataan dan Jaminan yang dibuat tanggal 1 Juli 2015 yang menyatakan dengan tegas, telah mengundurkan diri dari perusahaan sejak April 2014.
Bahkan, Larasati pun sudah mengakui melakukan penipuan dengan mengatasnamakan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk dengan menggunakan nama berikut fasilitas Gedung PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Seperti ketahui, kemarin, Direktorat Tindak Pidana Khusus (Tipideksus) Bareskrim akhirnya menangkap dan menahan Esther Pauli Larasasti (EPL). Dia dijerat pasal penipuan dan atau penggelapan dan tindak pidana modal sebagaimana diatur di Pasal 378 dan 372 KUHP dan Pasal 103 UU Pasar Modal.
EPL ditangkap berdasarkan laporan polisi yang telah dibuat sejak 18 Mei 2016 lalu. EPL juga dijerat dengan tindak pidana pencucian uang sebagaimana laporan polisi yang dibuat sejak 7 November 2017.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menggelar kembali sidang prapredilan Firli Bahuri
Baca SelengkapnyaHarvey didakwa menerima uang Rp420 miliar bersama Manajer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim.
Baca SelengkapnyaEdi pun malah menuding balik para mantan karyawan sedang mengincar asetnya. Dia menyebut, asetnya kini masih banyak.
Baca SelengkapnyaRafael bersama-sama dengan Ernie Meike didakwa melakukan TPPU ketika bertugas sebagai PNS di Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2002 hingga 2010.
Baca SelengkapnyaKepala Bea Cukai Purwakarta dibebastugaskan usai dilakukan pemeriksaan internal.
Baca SelengkapnyaKepolisian tidak menemukan unsur perbuatan melawan hukum dalam kasus dugaan penipuan itu.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Majelis hakim Pengadilan Tipikor pada PN Jakpus menolak eksepsi atau nota keberatan mantan pejabat DJP Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo.
Baca SelengkapnyaPutusan Pengadilan Niaga Surabaya menyatakan pailit mantan kepada Puteri Indonesia Persahabatan 2002.
Baca SelengkapnyaKaren mengajukan banding setelah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi pengadaan liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina Persero.
Baca SelengkapnyaPengadilan Tipikor menjatuhkan vonis bebas kepada Soetikno Soedarjo di kasus korupsi pengadaan pesawat Garuda.
Baca SelengkapnyaPT. Tarumartani sendiri merupakan BUMD milik Pemda DIY yang bergerak dibidang industri cerutu dan tembakau.
Baca SelengkapnyaTim Kuasa Hukum Indra Ari Murto dan Riansyah Sawaluyo S.H., M.H. menyebutkan seluruh tuntutan hukum sudah sesuai dengan fakta
Baca Selengkapnya