Rencana Penerbitan Rupiah Digital Jadi Pembahasan Prioritas di Presidensi G20
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa Central Bank Digital Currency atau mata uang digital menjadi pembahasan prioritas dalam pertemuan 1st Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting selama dua hari, 9-10 Desember 2021 di Bali. Ini merupakan bagian dari acara Presiden G20.
"Terkait dengan mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral akan dibahas dalam topik prioritas," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo di Bali, Jumat (10/12).
Pembahasan itu penting dilakukan untuk melihat dampak mata uang digital kepada makro finansialnya, serta terhadap efektivitas kebijakan moneter sistem keuangan.
-
Mengapa transaksi digital penting untuk ekonomi digital? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk digital ekonomi senilai 800 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp12.096,8 triliun.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Apa yang ingin didalami Komisi XI DPR terkait mata uang digital? 'Setelah berjalan selama 4 bulan, apa saja hasil evaluasi dan tantangan Bank Sentral Spanyol terkait percobaan tersebut. Lalu, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menerapkan CBDC sepenuhnya di Spanyol.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital? Setelah penerbitan White Paper, BI akan menempuh rangkaian pengembangan secara interatif dan bertahap. Tahapannya dimulai dengan menggalang pandangan publik terhadap desain Rupiah Digital.
"Dan itu juga menjadi salah satu faktor, kemudian mendorong CBDC harus dirilis, karena kalau benefitnya banyak berarti resikonya juga harus kita timbang," ucapnya.
Tak kalah penting, dalam menyambut Presidensi G20 mendatang, dalam pertemuan FCBD juga dibahas terkait international financial arsitechtur. Hal ini lebih menyangkut kepada bagaimana tatanan struktur dari pada sistem keuangan dunia yang dilihat perlu adanya penguatan.
"Ini merupakan isu lama setiap presidensi G20 dari tahun ketahun isu masalah internasional arsitektur ini selalu menjadi isu yang dibahas," ujarnya.
Regulasi Sektor
Selain itu, rencananya nanti juga akan dibahas terkait financial sector regulation, dan financial inclusion. Dody menjelaskan, dalam financial sector regulation dilihat bagaimana sektor keuangan ini bisa keluar dari kebijakan yang akomodatif dalam waktu yang tepat.
"Sekali lagi bahwa kita tahu bahwa stabilitas sistem keuangan sekarang ini tentunya terjaga karena hampir di banyak negara melakukan relaksasi kebijakan. Kapan timing relaksasi itu dilepas karena ini juga akan membentuk sistem keuangan yang kuat kembali kepada posisi yang normal," jelasnya.
Dengan demikian, semua anggota negara G20 sepakat untuk membahas bersama poin-poin tersebut dalam presidensi G20 Indonesia. Lantaran merupakan permasalahan yang dihadapi oleh semua negara dalam sektor keuangan saat pandemi covid-19.
"Kemudian isi yang lain tentunya menjadi isu yang juga perlu diperhatikan adalah resiko dari digital finance. Semua member sepakat untuk G20 Indonesia address masalah cyber security, cyber fraud ini juga perlu dilihat risiko cryptocurrency. Jadi kurang lebih itu yang dibahas dalam pertemuan selama 2 hari ini," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaBank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.
Baca SelengkapnyaSaat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak merinci program apa saja yang harus difokuskan. Dia hanya pesankan program kerja dari presiden terpilih 2024 yang harus diakomodir.
Baca SelengkapnyaRAPBN 2025 harus memperhatikan program presiden terpilih 2024-2029.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTeknologi blockchain masih tergolong baru, sehingga edukasi masyarakat tetap diperlukan.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu mengungkapkan, hasil pembicaraan DEN dengan Presiden Prabowo pagi ini.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut grafik transaksi kurs Indonesia dalam jangka panjang cenderung melemah.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca Selengkapnya