Revisi proyek 35.000 MW, bukti Rizal Ramli tak paham masalah negara
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli tak henti-hentinya mengkritik program Pemerintahan Jokowi-JK. Mulai dari rencana PT Garuda Indonesia membeli pesawat hingga proyek pembangkit listrik 35.000 MW.
Rizal Ramli baru-baru ini ingin merevisi target pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW menjadi hanya 16.167 MW untuk jangka waktu hingga 2019. Alasannya agar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak bangkrut.
Rizal Ramli menuturkan, revisi dilakukan setelah adanya kajian bahwa beban puncak bakal mencapai 74.525 MW pada 2019. Proyek yang berlangsung saat ini berkapasitas 7.000 MW. Jika dipaksakan merealisasikan 35.000 MW maka akan terjadi kelebihan kapasitas listrik 21.331 MW. Kelebihan itu harus dibayar PLN dan akhirnya membebani keuangan perseroan.
-
Apa kunci sukses proyek kelistrikan menurut PLN? Kunci penting langkah ini, PLN bersama mitra selalu memetakan rencana kerja yang reliable dan juga mitigasi risiko, sehingga dalam pelaksanaan pengembangan sektor kelistrikan mampu mendorong iklim investasi yang menarik bagi para investor.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Mengapa PLN butuh investasi besar untuk nol emisi? PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Kenapa energi listrik penting? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Peran listrik telah berkembang secara signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
-
Kenapa PLN bangun supergrid? Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
Namun demikian, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reforms, Fabby Tumiwa tidak sependapat dengan Rizal Ramli. Bahkan dia menyebut Rizal Ramli tidak paham masalah negara.
Dalam urusan kelistrikan, menurut Fabby memang harus ada kelebihan pasokan untuk menjaga agar listrik tetap stabil. Selain itu, program ini adalah program nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo yang seharusnya tidak direvisi seorang pembantu presiden.
"Ini program presiden, dia mau revisi ini engga bisa. Ini program nasional. Dia (Rizal Ramli) engga paham masalah (negara)," ucap Fabby ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Senin (7/9).
Menurut Fabby, proyek 35.000 MW sudah sangat tepat karena kelebihan pasokan seharusnya 20 persen dari beban puncak. 74.525 MW. Itu berarti, pada 2019 mendatang, Indonesia membutuhkan sekitar 85.000 MW hingga 90.000 MW. Dan ini telah dihitung pemerintah melalui proyek 35.000 MW.
"Beban puncak itu kan demand, pasokan engga boleh sama dengan demand. Untuk amannya, pasokan 20 persen di atas beban puncak, itu baru stabil," jelasnya.
Kelebihan pasokan dinilai juga tidak akan merugikan PLN karena ini juga akan tetap digunakan seiring pertumbuhan ekonomi. Permintaan listrik atau beban puncak akan terus naik seiring banyaknya gedung dan perumahan yang dibangun.
"Kondisi Indonesia itu kan terus tumbuh, permintaan tidak berhenti di 2020 kan. Kalau pasokan kelebihan diambil kemudian hari," sambungnya.
Dia meminta agar Rizal Ramli memahami masalah negara terutama soal kelistrikan. "Intinya kapasitas harus di atas permintaan dan jenis pembangkit disesuaikan. Pak Rizal salah ngertinya. itu keliru," tegas Fabby.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri belum mau mengubah target dan masih akan ikut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dalam RPJMN, proyek listrik tersebut masih tertulis 35.000 MW.
"Selama RPJMN-nya tidak berubah, ya kita kan ikut RPJMN. RPJMN pertumbuhan ekonomi berapa, kalau RPJMN berubah, bisa saja berubah," kata Dirjen Kelistrikan Kementerian ESDM Jarman di Jakarta, Senin (7/9).
Jarman menuturkan, dalam perubahan atau revisi target ini pihaknya menyerahkan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menghitung kemampuan dan kebutuhan listrik.
Direktur Utama PLN Sofyan Basyir sependapat dengan Kementerian ESDM. Pihaknya masih menjalankan RPJMN yang telah diputuskan. Namun, ini akan dikaji tiap tahunnya terhadap Rancangan Umum Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL) sesuai pertumbuhan ekonomi.
Dalam perubahan target ini, kata Sofyan, PLN tentu membutuhkan cadangan listrik. Sehingga dalam perbaikan rutin tidak terjadi pemadaman listrik dalam waktu panjang.
"Saat perbaikan rutin, itu bisa dua minggu hingga tiga bulan, kan itu mati, mau mati berbulan-bulan listriknya. Oleh karena itu kami siapkan cadangan lagi lebih besar," ungkap Sofyan. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaAlasannya program ini bisa mengurangi impor gas elpiji (LPG).
Baca SelengkapnyaBila dikonversi ke dalam kapasitas pembangkit, ini setara dengan penambahan sekitar 1 gigawatt per tahun.
Baca SelengkapnyaAdapun untuk skema subsidi BBM, LPG, hingga listrik ditargetkan akan diselesaikan dua pekan lagi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, selama ini harga Pertamax sudah ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.
Baca SelengkapnyaKapoksi Komis VI Fraksi PKB ini pun menjelaskan ada beberapa kinerja PLN yang menjadi catatan
Baca SelengkapnyaImpian Indonesia menerapkan energi ramah lingkungan semakin sulit terwujud.
Baca SelengkapnyaBahlil tidak mempermasalahkan apakah BUMN atau swasta yang mengelola, selama itu masih perusahaan nasional .
Baca SelengkapnyaKonsumsi BBM terus meningkat selepas pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaRieke meminta agar Pertamina merivisi data tersebut, sehingga distribusi bansos maupun BBM subsidi tepat sasaran
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca Selengkapnya