Revisi Turun, Menkeu Sebut Defisit APBN 2022 Diproyeksi 3,9 Persen
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 pada kisaran Rp 732 triliun atau 3,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, pada rapat kerja bersama Banggar beberapa waktu lalu, Menkeu Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2022 diproyeksi di kisaran 4,5 persen.
"Defisit kita akan turun lebih dalam lagi dari yang tadinya setelah kami sampaikan di banggar. Sekarang kami memperkirakan akan di bawah 4 persen. Jadi ini drop ke Rp 732 triliun atau hanya 3,9 persen dari PDB," kata menkeu dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia, dalam rangka Pembahasan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN TA 2022, Jumat (1/7).
Menurutnya, defisit yang turun drastis menggambarkan APBN menjadi relatif lebih sehat dan kuat. Sehingga hal itu sesuai dengan strategi menghadapi kondisi yang sedang rentan, terutama di sektor keuangan dengan global dan kenaikan suku bunga.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Siapa sosok ideal Menteri Keuangan untuk Prabowo-Gibran? 'Menteri keuangan fungsinya apa sih? Ngerem. Ya ngerem. 'Eh, kita udah mau masuk jurang', direm gitu. Kalau menteri keuangannya tidak kuasa ngerem, los aja, nah, udah, di tepi jurang krisis kita. Jadi hati-hati,' ujar Faisal saat ditemui di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
Menkeu juga memperkirakan pada akhir 2022 pendapatan negara bisa mencapai Rp 2.436,9 triliun atau lebih 107,5 persen dari target Perpres 98 tahun 2022 sebelumnya yakni Rp 2.266,2 triliun. "Jadi Perpres sendiri sudah naik lebih dari Rp 400 triliun, ini masih akan tembus di atas itu yaitu 107,5 persen atau umbuh 21,2 persen," ujar menkeu.
Di mana, penerimaan pajak diprediksi bisa mencapai Rp 1.608 triliun atau lebih 108,3 persen dari target Perpres yang Rp 1.485 triliun. Angka ini ini sudah naik lebih tinggi dari APBN awal yang hanya Rp 1.265 triliun.
Selanjutnya, penerimaan Kepabeanan dan Cukai dalam hal ini diperkirakan mencapai di atas Rp 316,8 triliun atau tumbuh 17 persen, angka itu tentunya juga lebih tinggi dari target Perpres yaitu 105,9 persen sebesar Rp 299 triliun. "(Angka) ini sudah jauh lebih tinggi dari APBN awal," imbuhnya.
Demikian juga dengan PNBP, diperkirakan mencapai di atas Rp 510 triliun atau naik 11,4 persen sebesar Rp 106,1 triliun. Artinya, jauh lebih tinggi dari target Perpres yang hanya Rp 481,6 triliun.
Belanja Negara
Sementara, untuk belanja negara diperkirakan akan berjalan cukup baik. Perkiraannya belanja pemerintah pusat akan tumbuh 18,5 persen. Menurut Menkeu Sri Mulyani, belanja K/L barangkali mungkin masih akan mengalami tekanan meskipun pihaknya melakukan beberapa relaksasi untuk automatic adjustment.
Sementara, untuk belanja non K/L diprediksi mengalami lonjakan luar biasa sebesar 65 persen pertumbuhannya yaitu, mencapai Rp 1.337 triliun.
"Jadi total Belanja Negara Tahun ini diperkirakan mencapai Rp 3.169 triliun. Ini jauh-jauh lebih besar dari APBN awal yang hanya menganggarkan Rp 2.714 triliun. Jadi ini adalah cerita untuk tadi memberikan Selimut atau bantalan atau untuk masyarakat kita dari guncangan," ujarnya.
Sehingga, defisit akan mengalami penurunan sangat signifikan di bawah 4 persen dan pemulihan ekonomi, serta kinerja APBN yang baik akan menjadi bekal yang cukup baik bagi Indonesia dalam menghadapi guncangan global yang diperkirakan masih akan tinggi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca Selengkapnya