Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

RI-Belanda Luncurkan Program Penelitian dan Percontohan Intersepsi Sampah Plastik

RI-Belanda Luncurkan Program Penelitian dan Percontohan Intersepsi Sampah Plastik Luhut Panjaitan blusukan ke TPS. ©2015 merdeka.com/faiq hidayat

Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya meluncurkan Program Penelitian dan Percontohan Intersepsi Sampah Plastik dengan menggunakan River Cleaning-up System (RSC) di Kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin, (13/5).

Program hasil kerja sama Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda ini diluncurkan sebagai perwujudan komitmen Pemerintah Indonesia yang menargetkan pada tahun 2025, Indonesia dapat mengurangi 70 persen sampah plastik di laut.

"Nanti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kita minta untuk merancang lagi apa yang perlu dari barang ini dari pengalaman kita terkait sampah ini, yang perlu kita tambah atau kurangi. Kalau ini kita laksanakan akan banyak sekali dampaknya," kata Menko Luhut di Kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Menko Luhut mengatakan, proyek percontohan ini memiliki tujuan untuk membuktikan kinerja RCS ekstraksi limbah dan plastik dari sungai dan cara kerja manajemen limbah untuk bisa memilah plastik dari limbah lain, sehingga dapat didaur ulang atau dibuang dengan cara yang ramah lingkungan. Diharapkan, dengan proyek percontohan ini menghasilkan data sebenarnya sampah dari sungai, serta mendapatkan solusi pengelolaan sampah secara terpadu.

"Ini akan membawa Indonesia lebih bagus lagi. Jika melihat sungai ini bisa bagus seperti ini kalau, kita lakukan bersih-bersih ini akan menjadi suatu kebanggaan untuk kita. Apa yang kita lakukan ini adalah untuk anak cucu kita dan untuk generasi mendatang," tutup Menko Luhut.

RCS sendiri adalah salah satu sistem yang dibangun dengan tujuan utama untuk membuat lautan bebas dari plastik. RCS ini akan mengekstraksi sampah plastik yang mengalir di sungai, menampungnya dalam kantong-kantong besar melalui conveyor belt, kemudian dibawa ke tepi sungai untuk diangkut ke tempat penampungan sementara untuk dipilah dan di daur ulang agar jumlah sampah yang diangkut ke TPA semakin sedikit.

Di samping itu, Menko Luhut juga meminta agar setiap perusahaan atau NGO mengadakan RCS untuk di tempatkan di sungai-sungai yang lainnya agar membantu sampah-sampah diproses melalui 3R yakni reduce, reuse, recycle. "Jadi itu kalau dilaksanakan akan memberikan dampak perekonomian, rakyat juga ada lapangan pekerjaan," imbuhnya.

Dia juga berpesan jangan sampai nanti sektor pariwisata rusak karena banyaknya tumpukan sampah. Sebab, apabila laut Indonesia tercemari akan berdampak pada kesehatan dari ikan-ikan di laut.

"Jadi kesehatan penting pariwisata juga penting. Ini menjadi tools untuk mendisiplinkan rakyat kita supaya rakyat paham jika hal ini akan dibiarkan berdampak bagi lingkungan," kata Menko Luhut.

Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas diluncurkannya program ini. Apalagi, pihaknya dapat membantu dalam mengembangkan teknik untuk mengurangi sampah plastik yang ada di sungai-sungai Indonesia.

"Saya juga semakin bangga karena kita bekerja sama dengan Indonesia. Saya berterimakasih kepada Pak Luhut atas dukungan pada periode sebelumnya atau ke depannya dan semoga kami memiliki lebih banyak kesempatan untuk bekerja sama lagi di masa mendatang," katanya.

Sebagai informasi, peluncurkan program ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman MOU Program Percontohan Pembersihan Sungai-Sungai di Wilayah Jakarta pada 12 Juli 2017, yang di lanjutkan dengan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Belanda pada 26 April 2018 yang lalu.

Adapun program ini juga melibatkan multi pihak baik dari institusi pemerintah maupun swasta antara lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BBWS CC-PUPR), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah DKI Jakarta (DLH-DKI), Danone-AQUA dan lembaga penelitian Solid Waste Indonesia (SWI).

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang
Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang

Teknologi yang dimiliki oleh Greenhope ini berasal dari Indonesia, tetapi sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini
Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini

Program kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Akui Plastik Masih Berperan Penting dalam Perputaran Ekonomi
Pemerintah Akui Plastik Masih Berperan Penting dalam Perputaran Ekonomi

Pemerintah menilai plastik masih jadi bagian dari perputaran roda ekonomi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Akui Sulit Atur Sebaran Kantong Plastik di Pasar Tradisional
Pemerintah Akui Sulit Atur Sebaran Kantong Plastik di Pasar Tradisional

Indonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Belajar dari Belanda, Pemerintah Bakal Terapkan Konsep Ini Untuk Atasi Banjir Rob di Kawasan Pesisir
Belajar dari Belanda, Pemerintah Bakal Terapkan Konsep Ini Untuk Atasi Banjir Rob di Kawasan Pesisir

Pakar dari Belanda akan memulai studi kelayakan konsep ini diterapkan di Bali.

Baca Selengkapnya
Norwegia-Banyuwangi Perkuat Kolaborasi Perangi Sampah Plastik
Norwegia-Banyuwangi Perkuat Kolaborasi Perangi Sampah Plastik

Banyuwangi juga ada program CLOCC (Clean Ocean through Clean Communities) yang juga didukung pemerintah Norwegia.

Baca Selengkapnya
Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik
Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik

Venteny bersama PlasticBank Indonesia mengumpulkan lebih 20.000 kg plastik daur ulang hingga 2024.

Baca Selengkapnya
Pengurangan dan Pengelolaan Sampah Plastik Berbasis Carbon Neutral Jadi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan
Pengurangan dan Pengelolaan Sampah Plastik Berbasis Carbon Neutral Jadi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan

Penting untuk melakukan tindakan yang tepat agar permasalahan tumpukan sampah kronis ini tidak berlarut-larut terjadi.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Kerjasama Pengelolaan Sampah, Pemerintah Norwegia Apresiasi Komitmen Banyuwangi
Lima Tahun Kerjasama Pengelolaan Sampah, Pemerintah Norwegia Apresiasi Komitmen Banyuwangi

Pemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemkab Banyuwangi, yang dinilai cukup kuat menggerakkan seluruh elemen dalam penanganan persampahan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya

KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya
Ubah Sampah Jadi Cuan, Program Sampah Kita dari Pertamina Dukung Indonesia Bersih
Ubah Sampah Jadi Cuan, Program Sampah Kita dari Pertamina Dukung Indonesia Bersih

Pertamina melalui 121 program Sampah Kita telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton.

Baca Selengkapnya