RI dan pemerintah China sepakat kurangi transaksi gunakan Dolar AS

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) terus mendorong pemakaian Rupiah dalam transaksi di dalam negeri. Bank sentral mengapresiasi langkah pemerintah dengan menggandeng China, sebagai mitra dagang terbesar, untuk mendorong penggunaan mata uang Renminbi dan Rupiah dalam transaksi keuangan antar kedua negara.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kerja sama ini untuk mengurangi ketergantungan penggunaan Dolar Amerika Serikat (USD) dan memperkuat cadangan devisa Indonesia.
"Ini satu inisiatif antara Indonesia dengan China bahwa kita akan memfasilitasi transaksi keuangan dan mendorong penggunaan mata uang Rupiah dan Renminbi," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (20/11).
Agus mengatakan, langkah ini juga sejalan dengan rencana untuk menjadikan Renminbi mata uang internasional dan diperkirakan pada tahun ini disetujui dan dikukuhkan menjadi drawing right.
"Tetapi secara umum itu diarahkan mendorong perdagangan antara Indonesia dengan China menggunakan mata uang Rupiah dengan Renminbi, jadi tidak perlu menggunakan mata uang lain. Karena memang ini hubungan dagang dan investasi antara dua negara ini," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah berkomunikasi dengan Presiden China Xie Jin Ping untuk meningkatkan bilateral currency swap arrangement (BCSA) dari USD 15 miliar menjadi USD 20 miliar. Sehingga, jika sewaktu-waktu ada tekanan terhadap mata uang Rupiah bisa menjadi dukungan likuiditas. Melalui peningkatan kerja sama tersebut akan meningkatkan konfiden di pasar keuangan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya