RI Jadi Episentrum Penyebaran Covid-19 Bakal Pengaruhi Sentimen Ekonomi Nasional
Merdeka.com - Sebuah media di Jepang menyebut Indonesia sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Asia lantaran jumlah penambahan kasus harian yang lebih tinggi daripada India. Tercatat pada Selasa (12/7) kasus di Indonesia mencapai 47 ribu sementara di India peningkatan kasusnya 32 ribu.
Kondisi ini dinilai meresahkan karena kasus harian di Indonesia lebih banyak meski penduduknya hanya seperlima India. Belum lagi proses pelacakan kasus yang dianggap masih buruk.
Ekonom INDEF, Eko Listiyanto menilai pandangan tersebut bisa mempengaruhi sentimen ekonomi nasional di masa mendatang. Bukan tidak mungkin perbaikan ekonomi juga akan berpengaruh, terlebih sebelum terjadi lonjakan kasus, tren pemulihan ekonomi nasional telah terlihat.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Dampaknya ini pada sentimen ekonomi ke depan. Tadinya trennya ini mau pulih, kalau sekarang ini yang terjadi, dampaknya ke target pemulihan ekonomi bisa tidak tercapai," kata Eko saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (19/7).
Berbagai indikator ekonomi nasional telah menunjukkan perbaikan sebelum gelombang baru penyebaran Covid-19 terjadi di Indonesia. Beberapa di antaranya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang sudah di atas 100 dan PMI manufaktur yang sudah mengarah pada pemulihan.
Hal-hal tersebut diperkirakan akan kembali menurun setelah pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali dan PPKM Mikro pada sebagian wilayah di luar Jawa-Bali. Bahkan Eko menilai target pertumbuhan ekonomi nasional yang direvisi pemerintah yakni 3,7 persen - 4,5 persen juga tidak akan tercapai di akhir tahun 2021.
"Target yang direvisi pemerintah juga tidak sampai, dugaan saya tidak sebesar itu," kata Eko.
Pengendalian kasus varian delta menjadi tantangan yang harus dipecahkan pemerintah. Eko menuturkan, India berhasil mengendalikan kasus dalam waktu 2 bulan dengan tingkat pelacakan yang lebih bagus dari Indonesia. Selain itu India juga menerapkan kebijakan pengncian wilayah (lockdown) dalam beberapa waktu untuk menekan penyebaran varian delta.
Bila pengendalian kasus di Indonesia tidak lebih baik dari India, dia menilai akan memupus berbagai pencapaian pada semester I-2021. Sebab waktu untuk bangkit dari pelemahan ekonomi semakin singkat.
"Kalau misalkan ini dalam 2 bulan tidak terkendali, dugaan saya akan memupus yang di awal seperti IKK dan hasil produksi," katanya.
Perekonomian nasional bisa saja mencapai target yang ditetapkan pemerintah jika pengendalian Covid-19 hanya berlangsung selama 2 bulan. Sehingga mulai bulan September hingga Desember, perekonomian bisa digenjot maksimal dengan catatan kasus harian sudah mulai turun hingga dibawah 5 ribu per hari. Sebaliknya, bila kondisi ini berlangsung lebih dari 2 bulan, maka akan mempengaruhi ekspektasi para investor.
"Kalau lebih dari India, ekspektasi dari investor ini jadi berubah, di Idia ini delta sudah jadi standar, kalau di kita ini kan masih belum terkendali," kata dia.
Untuk itu, kata Eko kunci dari ini semua terletak pada kecepatan pemerintah mengendalikan kasus. Bisa pengendalian lebih cepat dari 2 bulan, dengan kasus harian hanya di bawah 5 ribu per hari maka dampak dari episentrum penyebaran virus ini bisa diminimalkan. Sebab kalangan menengah atas di Indonesia masih memiliki cukup dana untuk dibelanjakan. Sedangkan saat ini mereka menahan diri untuk belanja karena kondisi Covid-19 yang tengah meningkat.
"Kelas menengah atasnya ini punya uang, kalau terkendali kasusnya mereka akan segera spending kembali," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca Selengkapnya