RI-Korea Selatan rombak 10.000 desa di Indonesia
Merdeka.com - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia menggandeng Korea Selatan untuk program inovasi desa atau village inovation.
Adapun pihak Korea Selatan yang dilibatkan yaitu United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC) dan Kementerian Sains dan ICT (MSIT) Republik Korea melalui Science and Technology Policy Institute (STEPI).
Direktur Pertahanan dan Keamanan Bappenas, R.M Dewo Broto mengatakan Korea Selatan dipilih sebagai mitra sebab dinilai telah berhasil dengan program mereka di desa-desa. Bahkan bisa menyulap desa di sana menjadi objek wisata dengan banyak lapangan kerja baru yang tercipta.
-
Bagaimana Kemendag meningkatkan kerja sama dengan Korea? Selain itu, dalam meningkatkan kerja sama, Korea menawarkan kerja sama di beberapa sektor, yaitu digitalisasi, ekonomi hijau, dan rantai pasok,“ pungkas Jerry.
-
Kapan Kanwil BPN Jatim mencanangkan program sinergi dengan Pemda? “Ini dalam rangka mewujudkan Peta Jawa Timur Lengkap. Pencetusan semangat sinergi melalui Pola Trijuang ini sudah dicanangkan sejak 25 September 2020,“
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Apa yang dipromosikan KBRI Seoul? Sebelum acara berakhir, Dubes RI di Seoul menekankan bahwa KBRI Seoul giat mempromosikan seni, budaya dan ekonomi kreatif.
-
Apa program inovasi yang dimenangkan Kementan? Penghargaan ini diberikan kepada perorangan, kelompok masyarakat, pelaku bisnis, hingga institusi yang berhasil memberi sumbangsih bagi kemajuan negeri dan kemanusiaan. Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai berhasil melakukan terobosan dan inovasi yang berdampak positif terhadap kinerja pertanian di Indonesia.
"Kita juga ingin belajar dari pengalaman Korea yang lebih maju. Dan memang kemiskinan disana udah rendah sekali. Jadi karena itu kita belajar dari Korea melalui knowledge sharing," kata Dewo dalam acara Workshop Streghtening Village Programme Capacity for Village Sustainability with Korean Case Study, di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Rabu (12/9).
Dia menjelaskan, selain mengenai infrastruktur pedesaan, Indonesia juga akan belajar mengenai inovasi desa. "Kita belajar dari pengalaman Korea menerapkan inovasi di pedesaan. Bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan, menyelesaikan masalah di desa. Sekaligus mendevelope monitoring dan evaluasi," ujarnya.
Dalam kesempatan serupa, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), M. Fachri mengatakan program Village Inovation disusun secara filosopi untuk meningkatkan kualitas penggunaan dana desa sebagai tindak lanjut kabijakan fiskal pemerintah.
"Kita ingin bagaimana capaian dana desa itu menjadi lebih berkualitas. Adanya infrastruktur yang dibangun, tetapi punya dampak ekonomi yang lebih dirasakan oleh masyarakat, punya dampak terhadap penurunan angka kemiskinan, punya dampak atau nilai ekonomi yang tentunya kita harapkan dapat mensejahterakan masyarakat-masyarakat di tingkat desa," ujarnya.
Saat ini Sukabumi dipilih menjadi pilot project kerjasama dengan Korea. Jika sudah berhasil, program tersebut akan diperluas ke daerah lainnya.
"Target kita ada 10.000 desa yang melakukan kegiatan-kegiatan inovatif dengan 3 bidang yaitu infrastruktur, kewirausahaan dan pengembangan SDM khususunya di bidang pelayanan sosial dasar."
"Kita berencana tahun 2018 ini sebagai tahun kita launching kegiatan ini secara masif di 434 kabupaten dan kota di 33 provinsi dengan jumlah lebih dari 6.453 kecamatan. Kita harapkan tahun depan program ini bisa berlanjut tetapi kita lihat dulu capaian target di tahun ini," sambungnya.
Dengan adanya program tersebut, dia berharap dana desa tidak lagi identik dengan pembangunan infrastruktur saja melainkan pemberdayaan masyarakat juga bisa dibangun.
"Kita harus bisa membebaskan dana desa ini dari infrastructur minded. Selama ini memang dari tahun 2015-2018 kebijakan umum untuk pengelolaan dana desa digunakan untuk dua hal, pembangunan dan pemberdayaan. Nah pembangunan diterjemahkan melalui sarpras (sarana dan prasaran) dan kegiatan infrastruktur lainnya sementara untuk pemberdayaan ya kita harapkan ada kegiatan yang bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi di tingkat desa," jelas Fachri.
Jika pun ingin membangun infrastruktur, lanjutnya, haruslah yang mempunyai nilai ekonomi dan bisa mendongkrak roda perekonomian di desa tersebut.
"Nah melalui village inovation program ini ya kita harapkan banyak desa-desa yang sudah lebih ke arah pembangunan manusia walupun misalnya infrastruktur tapi infrastruktur yang memiliki nilai yang lebih kepada peningkatan perekonomian di tingkat desa."
Dia mencontohkan salah satunya adalah pembangunan embung. Tidak hanya untuk irigasi tapi juga bisa dimanfaatkan menjadi obyek wisata. "Kita punya banyak model best practice misalnya embung. Embung bukan sekedar penampung air untuk mengairi sawah tetapi bagaimana itu menjadi destinasi wisata air misalnya di Pandeglang kita sudah melakukan itu," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui payung kerja sama MoU tersebut, Korea berkomitmen untuk melakukan investasi industri persusuan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaReforma Agraria ini bertujuan untuk melakukan penataan aset dan akses terhadap tanah masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga terus mendorong perluasan pembangunan infrastruktur digital lainnya.
Baca SelengkapnyaHasil I-SIM Report dapat menjadi acuan dan rekomendasi dalam penyusunan rencana strategis daerah (RAD).
Baca SelengkapnyaBagi Korsel, program magang sangat penting untuk memperkuat sektor pertanian antar kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi pun turut mengapresiasi dukungan Republik Korea dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota pintar atau smart city.
Baca SelengkapnyaInaugurasi Desa BRILiaN Batch 1 2024, BRI Beri Apresiasi Bagi 40 Desa Terpilih
Baca SelengkapnyaMenurut La Ode, program pembangunan dari bawah ini sesuai dengan Asta Cita dari kepemimpinan lima tahun ke depan di bawah Prabowo Subianto dan Gibran.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengharapkan agar kerja sama ini dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDulu Korea Selatan terkenal dengan fesyen, industri tekstil, alas kaki, dan aksesoris. Tapi sekarang Korea Selatan terkenal dengan teknologinya.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan meminta dukungan Indonesia sebagai Tuan Rumah APEC 2025. Selain itu, Korea Selatan juga akan melakukan diseminasi IK-CEPA pada 2025.
Baca SelengkapnyaMendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca Selengkapnya