Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ridwan Kamil sebut banyak Pemda kelola uang dengan cara kuno

Ridwan Kamil sebut banyak Pemda kelola uang dengan cara kuno Ridwan Kamil. Instagram/@ridwankamil

Merdeka.com - Walikota Bandung, Ridwan Kamil menilai tidak banyak Pemerintah Daerah (Pemda) yang sanggup membangun infrastruktur untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Keterbatasan dana daerah menjadi alasan ketidakmampuan tersebut.

Menurut sosok yang akrab disapa Kang Emil ini, banyak pemerintah daerah yang mengelola keuangannya dengan cara-cara kuno, seperti mengelola anggaran rumah tangga.

"Mereka melakukan belanja hanya sebatas alokasi yang mereka dapat dari Pemerintah Pusat. Sehingga pembangunan juga hanya bisa sebatas yang mereka dapat saja," ujar Emil dalam Indonesia Summit 2016, di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (25/2).

Emil berpendapat, pembangunan kota tidak selalu harus menunggu dan mengandalkan dana dari pemerintah pusat. Pendanaan pembangunan kota, lanjut Emil, bisa dilakukan dengan melibatkan pihak swasta. Ide tersebut diakui Emil didapat saat dia melakukan berbagai kunjungan ke kota-kota di luar negeri.

"Ketika saya ke London, saya melihat bagaimana semua dibangun dengan melibatkan pihak swasta. Sekolah, rumah sakit dan infrastruktur lainnya," papar Emil.

Berkaca dari sistem yang diterapkan di kota-kota di luar negeri, Emil pun berencana menerapkan sistem yang sama di Kota Bandung. Emil pun memaparkan beberapa strategi yang dia miliki untuk melibatkan pihak swasta membangun Kota Bandung.

"Cara pertama untuk menarik minat swasta ikut PPP (Public Private Partnership) di Bandung adalah dengan secure (mengamankan) investasi yang masuk," kata Emil.

Mengamankan investasi adalah dengan memberi kepastian bahwa investor yang sudah siap berinvestasi untuk Kota Bandung tidak dirugikan. Hal ini sangat diperlukan karena investasi infrastruktur adalah investasi jangka panjang. Pemerintah daerah harus bisa menjamin investor memperoleh haknya hingga tuntas meski dalam hitungan puluhan tahun.

"Kita buat kesepakatan, kalau kamu bangun infrastruktur untuk saya, saya akan bayar kamu 25 tahun. Dan Walikota setelah saya harus menghormati kebijakan ini," tegas Emil.

Menurut Emil, kebijakan itu juga harus dinaungi oleh payung hukum yang jelas dan kuat sebagai pegangan semua pihak. Ide tersebut, lanjut Emil, sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Maka saya menyampaikan ke Pak Presiden dan beliau setuju. Tentu dengan persetujuan Menteri Keuangan juga. Maka Bandung adalah kota pertama yang punya undang-undang PPP (public private partnership/kerjasama pemerintah swasta) untuk multi years contract (kontrak jangka panjang)," papar Emil.

Dengan cara ini, Bandung bisa banyak melakukan pembangunan tanpa harus mengandalkan pendanaan dari Pemerintah pusat.

"Sekarang saya sedang menyiapkan paket pembangunan senilai USD 6 miliar untuk melakukan pembangunan dengan skema PPP. Kita akan melihat wajah kota Bandung yang berbeda dalam beberapa tahun ke depan," tutup Emil. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bey Machmudin Tak Mau Pakai Pinjaman Skema Obligasi Daerah Tak Seperti Ridwan Kamil, Ini Alasannya
Bey Machmudin Tak Mau Pakai Pinjaman Skema Obligasi Daerah Tak Seperti Ridwan Kamil, Ini Alasannya

Bey Machmudin tak mau menerbitkan obligasi daerah seperti era Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya
Pramono Serang Program Ridwan Kamil 1 RW Rp1 Miliar: Angkanya Tidak Boleh Lebih 5 Persen
Pramono Serang Program Ridwan Kamil 1 RW Rp1 Miliar: Angkanya Tidak Boleh Lebih 5 Persen

Pramono mengingatkan bahwa persoalan besaran anggaran sudah diatur dalam Undang-Undang.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil: Anggaran hingga Rp200 Juta Sesuai Kebutuhan Berbeda Setiap RW
Ridwan Kamil: Anggaran hingga Rp200 Juta Sesuai Kebutuhan Berbeda Setiap RW

Menurut Ridwan, urusan di Jakarta terlalu luas untuk diputuskan hanya melalui Balai Kota atau di tingkat gubernur.

Baca Selengkapnya
Realisasi Penyerapan Anggaran Baru 31 Persen, Jokowi Perintahkan Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD
Realisasi Penyerapan Anggaran Baru 31 Persen, Jokowi Perintahkan Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD

Minimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sentil Kabupaten Anggaran Besar Tapi Program Tidak Jelas, Sekda Bali Bereaksi
Jokowi Sentil Kabupaten Anggaran Besar Tapi Program Tidak Jelas, Sekda Bali Bereaksi

Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Ada Kabupaten Anggarannya Besar Tapi Program Tidak Jelas, Banyak Dipakai Hibah Politik
Jokowi: Ada Kabupaten Anggarannya Besar Tapi Program Tidak Jelas, Banyak Dipakai Hibah Politik

Jokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mendagri Tito Blak-blakan Karyawan Titipan Bikin 700 BUMD Rugi!
VIDEO: Mendagri Tito Blak-blakan Karyawan Titipan Bikin 700 BUMD Rugi!

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebanyak 700 dari 1.100 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merugi

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas Presiden Jokowi Sentil Kepala Daerah Soal Turis Kena Pungli Sampai Rp500 Miliar
VIDEO: Tegas Presiden Jokowi Sentil Kepala Daerah Soal Turis Kena Pungli Sampai Rp500 Miliar

Presiden Jokowi mendapat kabar masih ada turis yang membayar iuran atau pungli, dengan alasan pemeliharaan alam

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap Ridwan Kamil Setiap RW di Jakarta Dapat Jatah Rp200 Juta
Penjelasan Lengkap Ridwan Kamil Setiap RW di Jakarta Dapat Jatah Rp200 Juta

Ridwan Kamil mengatakan, program seperti ini bukan hal baru.

Baca Selengkapnya
Tito Sentil Pemkab Mimika: APBD Rp8 Triliun tapi Tidak Ada Kemajuan
Tito Sentil Pemkab Mimika: APBD Rp8 Triliun tapi Tidak Ada Kemajuan

Daerah-daerah yang memiliki PAD tinggi karena pihak swasta dalam daerah tersebut bergeliat dan hidup.

Baca Selengkapnya
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral

Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.

Baca Selengkapnya