Rini Soemarno: Saya tidak nyolot menjawab komentar Rizal Ramli
Merdeka.com - Menteri BUMN, Rini Soemarno secara tidak langsung meminta kepada semua pihak termasuk pejabat pemerintah agar memahami dunia penerbangan Indonesia. Rini tidak mau ada komentar yang tidak sesuai, terutama soal rencana bisnis PT Garuda Indonesia Tbk memesan 30 pesawat Airbus 350.
Rini mengeluarkan pernyataan ini sekaligus menanggapi komentar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli yang meminta agar Garuda membatalkan rencana pembelian pesawat.
"Saya ditanya oleh kolega, kenapa menjawab komen Rizal Ramli nyolot? Saya bilang saya tidak nyolot. Ketika ada yang mengomentari Garuda, saya tidak nyolot (marah) dalam menanggapinya. Namun persoalannya, BUMN itu bukan di bawah Kementerian Maritim, tapi di bawah Kementerian Perekonomian," kata Rini, di sela rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI tadi malam, Jumat (21/8).
-
Kenapa Pelita Air beli banyak Airbus A320? Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional dan tingginya minat masyarakat merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru.
-
Siapa yang akan menerbangkan Rafale di TNI AU? Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo menyebut enam penerbang TNI AU sudah diberangkatkan untuk berlatih dengan jet tempur Rafale di Prancis.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Rafale akan memperkuat TNI AU? Rafale adalah jet tempur multi fungsi andalan AU dan AL Prancis.
-
Siapa yang memiliki mobil bernama Garuda? Ilmuwan ini memiliki kendaraan kesayangannya. Bahkan ia menamai kendaraan tersebut sebagai Garuda.
-
Apa yang diluncurkan Ririn Ekawati? Congrats Untuk Launching Parfumnya Ririn seneng banget dapet kue tar lagi. Rasanya kayak ulang tahun terus tiap hari. Eh, congrats ya buat launching parfumnya!
Wakil Ketua Komisi VI, Azman Azzam Nataprawira kemudian juga mempertanyakan soal Garuda Indonesia yang belakangan menjadi polemik terutama soal rencana pembelian pesawat.
Rini menjelaskan, Garuda pada beberapa waktu lalu memang telah menandatangani "Letter of Intent" (LoI) dengan produsen pesawat Airbus, di sela-sela penyelenggaraan Paris Air Show 2015.
"Dalam LoI itu tidak ada komitmen apapun dan bahkan bisa dibatalkan. Bahwa Garuda ada intensi untuk melakukan 'lease order' ya. Jadi belum ada apa-apa, dalam arti belum ada komitmen," ujar Rini.
Dia menambahkan Garuda saat ini memiliki 33 unit pesawat berbadan lebar, dan 22 unit diantaranya masa sewa akan habis dalam 5-10 tahun ke depan. "Garuda tahun lalu menerima pesawat dari Airbus maupun Boeing, itu merupakan pesanan tahun 2007. Jadi segala sesuatunya memang harus dipikirkan dari sekarang," ujar Rini.
Garuda sebagai BUMN sekaligus perusahaan publik dalam menjalankan bisnis selalu mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Selaku pemegang saham, Rini juga menginginkan dalam setiap bisnis BUMN juga dapat melibatkan BUMN lainnya.
Kita ingin Airbus meningkatkan order pembuatan komponen pesawat dari PT Dirgantara Indonesia. Kita juga meminta Airbus untuk membantu pesawat CN 219 buatan Dirgantara Indonesia supaya dapat dibantu memperoleh sertifikasi sehingga bisa dijual di Eropa," ujar Rini.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Presiden Joko Widodo meninjau ulang rencana aksi ekspansi PT Garuda Indonesia. Yakni soal rencana pembelian 30 unit pesawat.
"Delapan minggu lalu saya ketemu presiden. Saya minta utang Garuda direstrukturisasi. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi," ujar Rizal di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (13/8).
Rizal menilai, pembelian 30 unit pesawat jenis Airbus yang bakal dilakukan Garuda tidak cocok untuk penerbangan dalam negeri. Pesawat berbadan besar digunakan untuk penerbangan internasional yang menurutnya justru membuat Garuda menanggung rugi.
"Karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman USD 44,5 miliar dari China Aviation Bank untuk beli pesawat airbus 350, 30 unit. Itu hanya cocok Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa. Pengalaman Garuda selama ini Jakarta-Amsterdam, Jakarta-London, penumpang 30 persen. Merugi melulu," ungkapnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia memastikan membeli Rafale dan Mirage 2000-5
Baca SelengkapnyaPanglima Dozer Rully Rozano menjelaskan duduk perkara pernyataanya 'ratakan Sulsel dengan Rp50 M' yang yang memantik heboh, akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaIrfan menegaskan perusahaannya selalu mematuhi aturan pemerintah. Sehingga tidak benar bila disebut menaikkan harga.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Evita Nursanty menyentil tingginya harga tiket pesawat jelang akhir tahun
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca Selengkapnya42 unit pesawat Rafale yang telah dipesan nantinya akan ditempatkan di skadron 12 dan skadron 16.
Baca SelengkapnyaJaksa juga mengenakan biaya pengganti kepada Emirsyah sebesar USD 86.367.019.
Baca SelengkapnyaPrabowo resmi melakukan kontrak ketiga jet tempur Rafale dari Prancis sebanyak 18 unit.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengkritik pembelian alutsista bekas dan kebijakan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan saat Debat Capres.
Baca SelengkapnyaDalam unggahan tersebut Erina memperlihatkan pemandangan di luar pesawat dari balik jendela berbentuk oval.
Baca SelengkapnyaFX Rudy Sebut 17 Skala Prioritas Wali Kota Solo Bohong, Ini Respons Gibran
Baca SelengkapnyaMantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo (Rudy) membantah APBD di zamannya lebih besar dibanding saat Gibran.
Baca Selengkapnya