Rizal Ramli apresiasi langkah BI naikkan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen
Merdeka.com - Langkah Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan (7-Days Reverse Repo Rate) sebesar 50 basis poin mendapatkan apresiasi dari Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Dengan kenaikan tersebut, suku bunga acuan BI saat ini berada di level 5,25 persen.
"Saya apresiasi pak Perry, karena dia lebih antisipatif, dia cicil. Karena dia tahu sampai akhir minggu kemarin tekanan ke bawah. Menjelang tutup Jumat kemarin dia naikin 0,5 persen. Dengan harapan obat ini cukup positif," ujar Rizal di Jakarta, Selasa (3/7).
Meski demikian, kenaikan suku bunga tersebut dinilai belum mampu mendorong penguatan Rupiah. Menurut Rizal, BI harus menaikkan suku bunganya hingga 400 basis poin agar bisa membuat nilai tukar Rupiah menguat secara signifikan.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
"Tapi ternyata, orang tidak percaya obat ini cukup. Hitungan kami obatnya itu, 3 persen-4 persen (naikkan suku bunga acuan)," ungkap dia.
Namun, kata Rizal, jika suku bunga acuan ini dinaikkan hingga 400 basis poin, maka akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, harus ada keputusan yang tepat untuk memperbaiki nilai tukar Rupiah.
"Obatnya lebih jelas, bisa dicicil, tetapi itu membuat ekonomi kita seperti film Warkop, maju kena mundur kena. Begitu dinaikin 3 persen-4 persen sekaligus atau dicicil, maka pertumbuhan kredit yang sudah rendah bakal lebih anjlok. Kredit macet makin tinggi. Yang kedua, pertumbuhan ekonomi bakal anjlok. Kenapa seperti itu? Fundamental ekonomi kita tidak kuat," tandas dia.
Reporter: Septian DenySumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaSaid mengaku persoalan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam ini kerap membuat sakit kepala.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca Selengkapnya