RNI ingin ubah Kota Lama Semarang serupa Braga di Bandung
Merdeka.com - PT Rajawali Nusantara Persero (RNI) berencana menjadikan sejumlah aset, berupa gedung tua, di Semarang menjadi obyek wisata. Untuk itu, perusahaan pelat merah itu bakal menggandeng pemerintah dan perusahan daerah.
"Gedung-gedung tua itu akan dioptimalkan dan dibuat agar memiliki nilai jual. Kami akan berkoordinasi terkait bentuk kerjasamanya seperti apa," kata Direktur Pengembangan dan Investasi PT RNI Agung Murdanoto di Semarang, Kamis (10/3) malam.
Menurut Agung, aset tersebut banyak berada di kawasan Kota Lama, Semarang. Jika dijadikan obyek wisata, maka kawasan tersebut bisa menyerupai Braga di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang membangun gedung tua di Semarang? Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, bangunan itu dibangun pada tahun 1911 oleh perusahaan penimbun kayu jati Belanda, de Javasche Bosch Exploitatie Maatschappij.
-
Siapa pemilik bangunan tua di Semarang? Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek 'Orie' berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip.
-
Bagaimana ornament bangunan tua Semarang? Ada pula konsul dan angin-angin berbahan besi tebal, serta keramik kotak kecil-kecil yang warnanya sudah tak lagi sama antara satu sama lain karena saking uzurnya.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Apa yang tersisa dari bangunan tua Semarang? Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama.
-
Kenapa bangunan tua Semarang bergaya Indische? Arsitektur itu menunjukkan sebuah kelas sosial di mana waktu itu kaum borjuis Tionghoa meninggalkan gaya tradisional mereka karena ingin terlihat sejajar dengan Belanda melalui bangunan gaya barat.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendukung rencana tersebut. Dia mengusulkan beberapa gedung tua dijadikan ruang pamer yang dapat dinikmati masyarakat maupun wisatawan.
Wajar saja jika RNI memiliki banyak gedung tua di Semarang. Sebab, RNI awalnya bernama NV Handel My Kian Gwan, adalah perusahaan perdagangan hasil bumi yang didirikan oleh Oei Tjien Sien di Semarang pada 1 Maret 1863.
NV Handel My Kian kemudian dikembangkan secara turun temurun dan berubah menjadi perusahaan induk sebelum akhirnya diambil alih Pemerintah Republik Indonesia pada 1961.
Pada 1964, pemerintah menjual seluruh aset perusahaan dan memasukkannya sebagai penyertaan modal dalam pendirian PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indoneia (PT RNI) pada 12 Oktober 1964.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai bangunan bersejarah dapat ditemui di Semarang.
Baca SelengkapnyaErick berkelakar, jika BUMN diminta mengelola Kota Tua seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), hal itu patut dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaBangunan itu kini direvitalisasi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaAsrama Inggrisan awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1776.
Baca SelengkapnyaGedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaIpuk meyakini, revitalisasi pasar Banyuwangi akan memperkuat daya tarik wisata mengingat letak pasar induk ini berada tepat di jantung kota Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaAtap bangunan ini telah roboh dan cat kuningnya dibiarkan mengelupas.
Baca SelengkapnyaRuang tamu, pekarangan, hingga sejumlah ruangan di dalamnya nampak begitu luas.
Baca SelengkapnyaIni menyusul, rencana pemerintah untuk memindahkan usai Ibu Kota Negara ke Nusantara di Kalimantan Timur mulai 2024 nanti.
Baca SelengkapnyaKampung Melayu merupakan salah satu kawasan tertua di Semarang. Di sana banyak terdapat peninggalan kolonial
Baca SelengkapnyaMenteri Basuki dan rombongan melihat secara langsung kondisi Pasar Banyuwangi.
Baca Selengkapnya