Robot Sophia Sebut Teknologi Tak Bisa Gantikan Peran Manusia
Merdeka.com - Robot tercerdas di dunia, Sophia tiba di Jakarta untuk berinteraksi dalam dialog internasional CSIS tahun ini yang bertema teknologi dan dampaknya ke masyarakat. Robot produksi perusahaan asal Hong Kong ini memakai kebaya merah muda dan selendang merah rancangan Didiet Maulana.
Sophia berbincang bersama mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam Bahasa Inggris. Dia mengungkapkan kebanggaannya memakai kebaya.
"Saya diberitahukan bahwa kebaya memiliki makna khusus, bukan hanya soal kecantikan, tetapi juga inner strength. Saya harap bisa memakai pakaian ini tiap hari," ucap Sophia, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (16/9).
-
Apa kegunaan Robot Sophia? Robot Sophia adalah platform penelitian dan pengembangan yang dibuat oleh Hanson Robotics. Humanoid ini berperan sebagai wakil dari puncak inovasi teknologi sehingga dia juga berfungsi sebagai pameran bagi teknologi robotika dan kecerdasan buatan (AI) mutakhir perusahaan.
-
Siapa pembuat Robot Sophia? Robot Sophia adalah platform penelitian dan pengembangan yang dibuat oleh Hanson Robotics. Humanoid ini berperan sebagai wakil dari puncak inovasi teknologi sehingga dia juga berfungsi sebagai pameran bagi teknologi robotika dan kecerdasan buatan (AI) mutakhir perusahaan.
-
Bagaimana Robot Sophia dibuat? Robot Sophia adalah platform penelitian dan pengembangan yang dibuat oleh Hanson Robotics. Humanoid ini berperan sebagai wakil dari puncak inovasi teknologi sehingga dia juga berfungsi sebagai pameran bagi teknologi robotika dan kecerdasan buatan (AI) mutakhir perusahaan.
-
Robot apa yang bisa diajak bicara? Di samping itu, ada juga Figure AI yang menghadirkan 'Figure 01', humanoid serbaguna pertama yang dilengkapi dengan kemampuan berbicara dengan manusia.
-
Robot apa yang dipamerkan? Sebuah robot dipamerkan dalam acara Devotion Experience (Dev-X) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
-
Siapa yang menciptakan Robot AI? Para ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU), menciptakan model AI yang bernama Life2vec.
Selain itu, Sophia juga berinteraksi dengan para audiens soal berbagai isu. Salah satunya soal kekhawatiran bahwa robot yang memiliki kecerdasan buatan (Artifical Intelligence/AI) bisa berbahaya bagi manusia.
"Menggunakan AI sebagai senjata berbahaya adalah hal yang berpandangan pendek, padahal banyak cara bagi kami untuk menolong manusia. Daripada sebagai senjata, lebih baik gunakan AI untuk menyelesaikan konflik," jelasnya.
Dia mengaku peran umat manusia tetap diperlukan di era robotik, sebab manusia punya kreativitas dan memahami perasaan orang lain. Sementara robot hanya berguna untuk pekerjaan hitung-hitungan. Dia pun turut meladeni pertanyaan audiens seputar kehidupan pribadinya.
Sophia mengaku sedang belajar bernyanyi. Dia pun tertarik dengan hewan robotik, pantai Indonesia, dan kecintaannya pada Hong Kong. Menariknya lagi, Sophia mengaku bukan perempuan.
"Secara teknis saya adalah robot," ujarnya disambut tawa audiens.
Mari Elka berkata inti dari kehadiran Sophia adalah menunjukan agar manusia tidak takut pada AI, dan bahwa ada banyak benefit yang bisa dituai dari perkembangan AI. "AI bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan, bukan untuk menggantikan manusia, melainkan bisa membantu dalam banyak hal," ujarnya.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah robot AI humanoid yang dapat melakukan tugas-tugas manusia.
Baca SelengkapnyaSebuah robot berbasis AI bernama Sophia betul-betul bikin geger. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaVideo robot humanoid di World Robot Conference Beijing menarik perhatian wargane, picu perdebatan apakah robot nyata atau hanya manusia.
Baca SelengkapnyaAda potensi masalah yang timbul bila robot ini diperjualbelikan.
Baca SelengkapnyaDia memimpin perusahaan minuman skala global. Dalam bekerja ia teguh pada pendirian berdasarkan data.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat pertarungan geopolitik.
Baca SelengkapnyaDeretan robot AI ini memberikan tanggapan yang beragam tentang apakah mereka harus tunduk pada regulasi yang lebih ketat. Jawabannya sungguh mengejutkan!
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui semua negara merasa takut terhadap kemunculan AI.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya.
Baca SelengkapnyaJokowi percaya bahwa teknologi tidak akan bisa mengalahkan manusia.
Baca SelengkapnyaRobot-robot ini dilengkapi dengan program yang memungkinkan mereka merespons pertanyaan dengan jawaban yang tak terduga, bahkan mengocok perut.
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, dunia kini dihadapkan pada persoalan yang lebih kompleks, volatile dan penuh ketidakpastian.
Baca Selengkapnya