Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Runtuhnya Pasar Properti China dan Potensi Meluasnya Krisis Keuangan Global

Runtuhnya Pasar Properti China dan Potensi Meluasnya Krisis Keuangan Global China. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Runtuhnya pasar properti China telah mengancam berkembangnya krisis keuangan yang lebih luas. Pengembang properti terbesar di negara China jatuh dalam beban utang yang besar, dan investor kehilangan investasi mereka. Kondisi ini menyebabkan banyak proyek konstruksi yang gagal.

Sebenarnya tanda-tanda anjloknya pasar properti China telah muncul pada Agustus 2021. Di mana Evergrande Group, pengembang properti terbesar kedua di China memperingatkan pemerintah provinsi Guangdong bahwa mereka hampir kehabisan uang dan gagal membayar utang lebih dari USD 300 miliar. Kegagalan pengembang membuat biaya rumah nasional turun di tengah perlambatan ekonomi yang meluas.

Mengutip laman Bloomberg, sebuah analisis dari International Monetary Fund (IMF) menyatakan 45 persen pengembang properti mungkin tidak dapat menutupi kewajiban utang mereka dengan pendapatan, dan 20 persen dari mereka dapat menjadi bangkrut jika nilai inventaris mereka sesuai dengan harga properti saat ini.

Orang lain juga bertanya?

Real estate telah menyumbang sekitar seperempat dari output domestik. Sehingga, jika gelembung perumahan meledak pasti akan memicu krisis keuangan yang sulit ditangani pemerintah mana pun.

Untuk mengantisipasi kerugian, bank-bank China telah mulai memanfaatkan pasar obligasi sebesar 30 persen, dana ini lebih banyak dari tahun lalu. Hal ini dilakukan, karena sektor properti menyumbang seperlima dari PDB China. Sehingga jika tidak diantisipasi dengan baik maka dengan jatuhnya pasar perumahan China akan memberikan implikasi buruk bagi ekonomi global serta pertumbuhan domestik China.

Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan bahwa pengembangan real estat turun 7,4 persen dari Januari hingga Agustus tahun ini. Lalu penjualan perumahan komersial hanya mencapai USD 1,19 triliun atau turun 27,9 persen, sementara penjualan properti lainnya turun 30,3 persen. Pada Agustus, harga rata-rata rumah baru di 70 kota besar China turun 1,3 persen dibandingkan dengan penurunan pada Juli.

Kebijakan Zero Covid

Dengan kebijakan ini, pemerintah China membuat pergerakan warga negara terbatas. Sehingga menyebabkan pengurangan aktivitas ekonomi dan penjualan properti, serta memperlambat proyek konstruksi. Sebagai tanda sejauh mana krisis properti China, Country Garden, pengembang properti terbesar di China melaporkan bahwa labanya pada paruh pertama tahun 2022 anjlok sebesar 96 persen.

"Pada tahun 2022, sektor properti menghadapi segudang tantangan, termasuk ekspektasi pasar yang melemah, permintaan yang lesu dan jatuhnya harga properti," kata perusahaan itu.

Lebih dari 30 perusahaan properti China telah gagal membayar utang internasional dan pengembang swasta telah mengeluarkan peringatan kerugian. Karena tentunya dengan permasalah pada properti juga akan merambah ke sektor perbankan dan manajemen aset.

Apalagi dengan jatuhnya renminbi China ( CNY ) ke level terendah terhadap dolar AS (USD) sejak krisis keuangan 2008 telah menambah tantangan bagi pengembang properti China, dan penerbit obligasi berdenominasi dolar terbesar di negara itu.

Perlambatan Ekonomi China

Jatuhnya pasar perumahan China akan berkontribusi pada perlambatan ekonomi China, yang telah menjadi mesin pertumbuhan global selama lebih dari satu dekade. Bahkan, Bank Dunia telah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB China menjadi 2,8 persen pada 2022, itu turun dari 8,1 persen tahun lalu. 

Sebagai perbandingan, PDB China tumbuh rata-rata 10,4 persen dari tahun 2000 hingga 2009. Dan sebesar 7,7 persen pada tahun 2010 hingga 2019. China juga telah menetapkan target tahun ini sebesar 5,5 persen untuk pertumbuhan PDB. Ini juga yang sudah merupakan angka terendah dalam tiga dekade. .

Pemerintah China mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan pasar properti dengan melakukan berbagai kebijakan mulai dari memotong suku bunga hipotek, mengurangi uang muka hingga perketatan persyaratan pembelian.

"Krisis real estate akan menekan pertumbuhan ekonomi jika penjualan rumah tidak meningkat. Stimulus infrastruktur belum berdampak pada pertumbuhan karena pengeluaran pemerintah daerah telah dibagi antara penyelesaian rumah yang belum selesai dan investasi infrastruktur," ujar Kepala Ekonom, Greater China, di bank ING Belanda, Iris Pang.

Trading Economics juga memperkirakan bahwa penjualan rumah baru di China akan terus menurun untuk sisa tahun ini dan mulai meningkat pada awal 2023. Penjualan diperkirakan mencapai total CNY 6.7 triliun pada akhir kuartal ini dan naik menjadi sekitar CNY 8 triliun pada tahun 2023 dan CNY 100 triliun pada tahun 2024.

Reporter Manga: Hana Tiara Hanifah

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat

Berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.

Baca Selengkapnya
Raksasa Properti China Rugi Besar, Ratusan Rumah Tak Laku Dijual
Raksasa Properti China Rugi Besar, Ratusan Rumah Tak Laku Dijual

Banyak pengembang terlilit utang hingga gagal membayar utang dan menunda pembangunan proyek perumahan yang telah terjual sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!

Situasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya

Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.

Baca Selengkapnya
Satelit Tunjukan Ada Bencana Mengerikan di China, Ini Penyebabnya
Satelit Tunjukan Ada Bencana Mengerikan di China, Ini Penyebabnya

Data satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya

Loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia

Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Sedang Ambruk, Orang Kaya Malah Borong Rumah Triliunan Rupiah dan Ludes dalam Satu Jam
Ekonomi China Sedang Ambruk, Orang Kaya Malah Borong Rumah Triliunan Rupiah dan Ludes dalam Satu Jam

Ada kota yang membebaskan pemilik rumah tempat tinggal dari kewajiban membayar pajak keuntungan.

Baca Selengkapnya