Rupiah Berfluktuasi Seiring Kenaikan Kasus Covid-19 Global
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Senin (2/11). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp14.675 per USD, menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.625 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus melemah ke Rp14.690 per USD usai pembukaan. Meski sempat menguat, Rupiah kembali melemah kemudian menguat kembali ke Rp14.668 per USD. Saat ini, Rupiah kembali melemah ke Rp14.673 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi seiring kenaikan jumlah kasus positif covid-19 secara global. Beberapa sentimen negatif membayangi pergerakan harga di pasar keuangan hari ini.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
"Kasus penularan COVID-19 yang meninggi yang mendorong pemberlakuan lockdown di beberapa negara Eropa, mendorong sentimen negatif tersebut," ujar Ariston dikutip Antara, Senin (2/11).
Pemberlakuan lockdown akan mengganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS karena pasar mencari aman. Selain itu, lanjutnya, stimulus fiskal AS yang ditunda juga mendorong pelaku pasar mencari aset aman.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.600 per USD hingga Rp14.750 per USD. "Dari dalam negeri, pasar mewaspadai kegiatan demo penolakan UU Cipta Kerja yang akan berlangsung hari ini," kata Ariston.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (16/4) siang, nilai tukar rupiah terpantau melemah tajam ke level Rp16.162 per dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca Selengkapnya