Rupiah bergerak melemah dekati Rp 13.100 per USD
Merdeka.com - Laju nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Dibuka di level Rp 13.071 per USD, Rupiah kini berada di Rp 13.098 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah ke Rp 13.101 per USD yaitu pukul 10.00 WIB.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, laju Rupiah kembali bergerak melanjutkan penguatannya walau mulai terbatas. Penguatan ini kembali dipicu oleh masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia khususnya Obligasi, dengan asumsi aliran dana asing yang kembali masuk ke Indonesia kembali deras setelah ECB kembali memangkas Deposit rate nya ke area negatif yang lebih dalam, yakni -0,4 persen.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura tercatat pada 11.762,02 Rupiah? Menurut data dari Google Finance pada 25 September 2024 pukul 03.10 UTC, nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah tercatat pada 1 SGD = 11.762,02 IDR.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Alhasil, 2 Bank Sentral dunia kini telah menerapkan Negative Interest Rate Policy (NIRP) dari sebelumnya Zero Rate Policy (ZRP). Meski secara domestik fundamental perekonomian Indonesia sudah mulai pulih, risiko tetap ada bagi Rupiah.
Melihat data ekonomi China yang masih melambat, serta kenaikan inflasi AS yang bisa mengangkat peluang FFR untuk naik secara bertahap pada tahun ini. Apalagi semalam, laju USD kembali mengalami kenaikan di tengah penantian pelaku pasar terhadap langkah selanjutnya dari ECB sehingga membuat laju Euro sedikit tertekan.
"Secara tren, laju Rupiah sedang mempertahankan laju kenaikan jangka pendeknya maka kami pun berharap kenaikan dapat kembali berlanjut," ujarnya dalam riset harian.
Namun demikian, juga perlu diwaspada potensi pembalikan arah mengingat laju Euro yang kembali turun dan diikuti sejumlah mata uang lainnya sehingga membuat laju USD mampu berbalik naik. Apalagi jelang pertemuan FOMC The Fed sehingga laju USD mampu bergerak positif. Diharapkan jikapun terjadi pelemahan maka dapat terbatas.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaSaat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaShinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca Selengkapnya