Rupiah bergerak satgan di level Rp 14.400-an per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak stagnan di level Rp 14.400-an per USD, Rabu (8/8). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.441 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.442 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis usai pembukaan, namun kembali menguat di level Rp 14.435 per USD. Kemudian melemah kembali ke level Rp 14.447 per USD dan saat ini Rupiah berada di level Rp 14.438 per USD.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) belum efektif mendongkrak kembali Rupiah yang melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
Direktur Indef, Enny Sri Hartati menyebutkan penyebab Rupiah melemah bukan dari sektor moneter melainkan dari sektor riil. Sehingga langkah menaikkan suku bunga acuan bukan merupakan jurus utama mengembalikan posisi Rupiah yang tengah terdepresiasi.
"Kalau kita lihat tekanan neraca perdagangan 6 bulan ini 4 bulan defisit, 2 bulan surplus. Sampai Juni masih defisit 1,1 miliar dolar AS, itu yang menjadi problem utama. Kenaikan suku bunga 50 bps sekalipun enggak nendang untuk mengerem depresiasi Rupiah," kata Enny dalam diskusi di Jakarta, Selasa (7/8).
Enny menjelaskan, Rupiah juga melemah bukan karena Dolar yang menguat seperti yang selama ini selalu digadang-gadang oleh pemerintah dan BI. "Karena secara logika, kalau semua negara ini Dolar menguat di mana-mana, terus Amerika mau dagang sama siapa? Enggak mungkin juga gitu kan," ujarnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSaat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca Selengkapnya