Rupiah Berpotensi Melemah Hari Ini Dipicu Ekspektasi Tapering
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah stagnan di perdagangan hari ini, Kamis (19/8). Rupiah dibuka di Rp14.405 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.372 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan ke Rp14.400 per USD. Namun, Rupiah kembali melemah dan bergerak stagnan. Saat ini, Rupiah berada di Rp14.410 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpotensi melemah dipicu ekspektasi pelaku pasar terhadap bank sentral Amerika Serikat The Fed yang diperkirakan akan melakukan penarikan stimulus atau tapering.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
"Rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS hari ini karena pasar kembali mengantisipasi kemungkinan tapering di akhir tahun ini," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (19/8).
Setelah notulen rapat kebijakan moneter The Fed dirilis dini hari tadi, dolar AS terlihat menguat terhadap mata uang utama dunia dan mata uang regional. Dari notulen tersebut, pasar melihat ada kemungkinan The Fed mulai mengurangi kebijakan pembelian obligasi mulai tahun ini.
"Ini artinya likuiditas dolar mulai ditarik dari pasar keuangan dan bisa mendorong penguatan dolar AS," imbuhnya.
Selain itu, tekanan terhadap rupiah juga bisa dari kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia akibat varian delta yang kurvanya belum ada tanda penurunan. "Namun di sisi lain, surplus neraca perdagangan RI bulan Juli yang di atas 2 miliar dolar AS mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini," jelasnya.
Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia terus menurun di mana pada Rabu (18/8) mencapai 15.768 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,91 juta kasus. Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.128 kasus sehingga totalnya mencapai 121.141 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 29.794 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,44 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 343.203 kasus. Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak melemah ke kisaran Rp14.400 per USD dengan support di kisaran Rp14.360 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca Selengkapnya