Rupiah dibuka melemah 26 poin ke Rp 13.623 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat pada pembukaan Jumat (13/11) pagi tercatat melemah 26 poin menjadi Rp 13.623 per USD dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 13.597 per USD.
Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan meski laju USD masih mengalami kenaikan terhadap sejumlah mata uang antara lain EUR, GBP, JPY, CNY, dan beberapa lainnya namun, Rupiah masih mampu bergerak positif meski tipis.
Sejumlah sentiment masih ditanggapi positif terutama terkait dengan kondisi makro ekonomi internal Indonesia antara lain ekspektasi positif akan isi Paket Kebijakan VII yang sempat batal diumumkan pada hari Kamis (12/11), target inflasi Pemerintah di tahun 2015 di bawah 4 persen, dan sejumlah harapan positif Pemerintah.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa target harga saham BBRI tinggi? Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
"Akan tetapi, penguatan Rupiah terhalangi sikap wait & see pelaku 3 pasar jelang pengumuman pidato Presiden ECB dan beberapa petinggi The Fed, termasuk Gubernur The Fed," ujarnya dalam riset harian, Jakarta, Jumat (13/11).
Dari sisi tren Rupiah, terlihat lajunya mulai bergerak sideways yang menandakan laju Rupiah masih mencari arah setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir. Laju Rupiah tersebut akan rentan dengan pembalikan arah jika tidak didukung dengan rilis data-data yang cukup positif.
"Meski berhadap penguatan tersebut dapat berlanjut namun, tetap mewaspadai dan tetap cermati sentimen yang akan muncul mengingat juga terdapat peluang pembalikan arah melemah. Laju Rupiah di atas target resisten 13.586. Rp 13.588-13.500 (kurs tengah BI)," jelas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca Selengkapnya