Rupiah Diprediksi Menguat Tinggalkan Level Rp 14.000 per USD, Ini Pemicunya
Merdeka.com - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual memprediksi, nilai tukar Rupiah terhadap USD masih akan terus menguat sepanjang kuartal-I 2019. Rupiah diprediksi bisa berada di bawah Rp 14.000 per USD
"Kuartal-I dukungan untuk emerging market masih positif kisaran Rp 14.000 sementara ini. Ada kemungkinan di bawah Rp 14.000," ujar David di Kantor ISEI, Jakarta, Senin (28/1).
Penguatan Rupiah terjadi ditengarai oleh keputusan Amerika Serikat menutup dan membuka kembali pemerintahan. Selain itu, rencana The Fed menaikkan suku bunga hanya dua kali tahun ini memberi sentimen baik untuk negara berkembang.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
"Di dukung juga beberapa berita positif shutdown AS 34 hari berakhir, Demokrat itu disetujui oleh pemerintah. Selain itu juga masih sekitar rencana Fed menaikkan suku bunga lebih lambat dari tahun lalu empat kali menjadi dua kali ini menjadi sentimen yang membuat Rupiah menjadi bagus," jelasnya.
Meski demikian, David mengatakan, pengusaha sebenarnya membutuhkan nilai tukar yang stabil. Oleh karena itu, pemerintah harus berupaya menjaga nilai tukar tetap pada level tertentu dan tidak bergerak cepat baik menguat atau melemah.
"Rupiah yang penting bukan menguat atau melemah, tapi stabil. Meningkat atau melemah drastis dalam waktu singkat, drastis, tidak baik untuk sektor riil. Mungkin untuk financial menarik ya," jelas David.
Fluktuasi nilai tukar secara drastis, kata David, bisa mengganggu kepercayaan sektor riil dalam melakukan transaksi dan investasi. "Sebaiknya penguatan terjadi bertahap," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca Selengkapnya