Rupiah kembali melemah, BI sebut akibat penerapan tarif baru AS pada China
Merdeka.com - Laju kurs Rupiah terus melemah pagi ini. Bahkan, kembali ke level Rp 14.900 per Dolar AS (USD). Dilansir Bloomberg, Selasa, (18/9), mata uang Garuda tersebut melemah 39 poin ke Rp 14.919 per USD.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, mengungkapkan depresiasi Rupiah lebih disebabkan oleh sentimen global, seperti langkah AS menetapkan tarif baru bagi China.
"Itu yang paling berperan dari risiko AS-China yang cukup (berperan) dan memengaruhi emerging countries currency," kata dia saat ditemui, di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (18/9).
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
Dia berharap risiko dari faktor eksternal tidak akan memberikan tekanan yang terlalu besar terhadap Rupiah. "Mudah-mudahan tekanannya tak begitu besar karena itu salah satu risiko yang kita lihat sebagai risiko eksternal," kata dia.
Bank Indonesia, lanjut Dody, akan terus berupaya menjaga stabilitas Rupiah dengan berbagai bauran kebijakan. "Kita terus jaga Rupiah, stabilitas Rupiah dan intervensi pun akan kita lakukan secara terukur," jelasnya.
"Kita akan lihat di minggu depan di RDG, semua risiko kita lihat di eksternal dan domestik, tidak ada yang baru dengan proses yang kita lakukan dari bulan-bulan sebelumnya," tandas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca Selengkapnya