Rupiah Kembali Menguat di Level Rp14.264 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat hari ini, Rabu (19/6), setelah sempat melemah terimbas kekhawatiran perang dagang. Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp14.264 per USD, menguat dibanding penutupan kemarin di Rp14.326 per USD.
Dikutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis usai pembukaan hingga menyentuh level Rp14.275, lalu menguat tipis dan saat ini kembali melemah di level Rp14.275 per USD.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan, sentimen pasar masih akan positif memfaktorkan rencana pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada G20 tanggal 28-29 Juni 2019 mendatang.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
"Di tengah optimisme pasar global pagi ini, mata uang kuat Asia yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura justru dibuka kompak melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," ujar Lana.
Dari eksternal, kepemilikan China pada obligasi pemerintah AS masih turun. Sejak Maret 2019, China terus mengurangi kepemilikannya pada obligasi pemerintah AS.
Pada posisi April 2019, kepemilikan tersebut tercatat sebesar USD 1,1 triliun, merupakan yang terendah sejak Mei 2017, dari USD 1,12 triliun pada Maret 2019. Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.330 sampai Rp14.340 per USD.
Penurunan ini berjalan perlahan, dan China mulai memperbesar posisi cadangan devisanya dengan mulai membeli emas. Tidak hanya China, Jepang sebagai investor asing kedua terbesar setelah China juga mulai mengurangi posisinya.
"Untuk saat ini para analis menilai penurunan ini bukan bisa jadi merupakan 'balasan' China atas isu perang dagang AS-China tetapi jika berlanjut, penjualan ini bagian dari diplomasi China untuk kompromi," kata Lana.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPerdagangan Senin depan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaSaat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca Selengkapnya