Rupiah kembali perkasa, ditutup di level Rp 13.063 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat di perdagangan hari ini, Kamis (8/9). Rupiah ditutup di level Rp 13.063 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.085 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak cukup fluktuatif sepanjang hari. Sempat menyentuh Rp 13.115 per USD, namun Rupiah kembali menguat dan sempat menyentuh Rp 13.043 per USD.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, menguatnya nilai tukar Rupiah disebabkan tingginya aliran dana yang masuk ke dalam negeri semenjak ada kebijakan pengampunan pajak atau Tax Amnesty.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
"Pengampunan pajak tidak hanya membawa likuiditas untuk belanja modal, tapi juga membawa likuiditas dari luar yang akan mendorong penguatan Rupiah," katanya di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Senin (5/9).
Perry optimis dana dari luar negeri akan masuk lebih banyak ke Indonesia. "Tahun ini saja sudah sekitar Rp 160 triliun. Ini sudah masuk ke portofolio asing membeli SBN (Surat Berharga Negara) atau saham,"jelasnya.
Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah juga didorong meningkatnya kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia yang semakin membaik.
"Di negara-negara kawasan Asia lainnya, negara yang memiliki prospek pemulihan ekonomi yang baik hanya India dan Indonesia," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) dibuka naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik pada April 2024.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaSaat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca Selengkapnya