Rupiah melemah 14.700 per USD, Menko Darmin khawatir kerek inflasi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed masih akan terus membayangi pelemahan nilai tukar Rupiah ke depan. Untuk jangka panjang, pelemahan Rupiah secara terus-menerus dikhawatirkan akan mempengaruhi inflasi Indonesia.
"Tentu kita harus punya langkah untuk ikuti itu (kenaikan suku bunga The Fed), tidak bisa kita bilang tidak mau. Itu berarti kita akan terkena dampaknya, sebagian di mana, di kurs, di tingkat bunga, di inflasi. Mungkin juga lama-lama inflasi kita terpengaruh (pelemahan Rupiah) dari imported inflation," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/8).
Menko Darmin mengatakan sejauh ini dampak pelemahan nilai tukar Rupiah masih cukup kecil terhadap inflasi. Meski demikian, dia belum dapat memastikan kapan dampak terbesar pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap inflasi akan terjadi.
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
"Sebenarnya kalau mau melihat dampak dari nilai tukar ke dalam inflasi, itu melalui core inflation, meski itu barangnya banyak, bukan cuma barang impor. Tapi yang pasti bukan pangan, administered price. Sekarang ini ada kenaikan kalau dilihat dan diakumulasikan, misalnya di Agustus, tapi belum besar kenaikannya. Kapan kelihatan dampaknya? Tidak tahu, susah menebaknya," jelasnya.
Menko Darmin mengatakan cukup sulit mengendalikan inflasi melalui barang impor. Sebab, selama ini kebutuhan Indonesia baik barang konsumsi dan modal masih banyak yang berasal dari impor. "Ya selama kita impor, ya terpengaruh terus saja dari barangnya itu. Walaupun kita ada upaya juga untuk kendalikan impor, tapi tetap saja perlu barang itu," jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini masih dipicu oleh tekanan eksternal. Sementara dari internal, pemerintah memastikan tidak ada yang memengaruhi pelemahan Rupiah. "Sama (seperti awal tahun), tidak ada tekanan internal, masalahnya masih di tekanan eksternal," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaShinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya