Rupiah Melemah Seiring Potensi Kebijakan Ketat The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Rabu (7/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp14.485 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.470 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah melemah usai pembukaan ke Rp14.507 per USD, namun kembali menguat ke Rp14.490 per USD. Meski kembali melemah, namun Rupiah bergerak menguat tipis dan saat ini berada di Rp14.492 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah seiring investor yang mencermati potensi dilakukannya kebijakan moneter ketat oleh The Fed ke depan. Rupiah mungkin berbalik melemah pada Rabu ini karena pelaku pasar mengantisipasi rilis notulen rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed dini hari nanti.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
"Notulen ini bisa memberikan indikasi potensi kebijakan moneter bank sentral AS akan lebih ketat ke depannya yang bisa mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston dikutip Antara, Rabu (7/7).
Sementara dari dalam negeri, kasus baru harian COVID-19 yang terus naik dan memecahkan rekor, masih menjadi kekhawatiran pasar yang bisa menekan rupiah. "Bila terus naik, dikhawatirkan PPKM darurat akan berlangsung lebih lama dan ini akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Pada Selasa (6/7), jumlah kasus baru COVID-19 mencapai 31.189 kasus, rekor baru kasus harian di Tanah Air, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.345.018 kasus. Pagi ini, pasar juga menunggu data cadangan devisa Bank Indonesia.
"Data yang menunjukkan cadangan devisa masih bertahan di level tinggi, bisa menahan pelemahan rupiah," ujar Ariston.
Ariston mengatakan rupiah pada Rabu ini berpotensi bergerak melemah ke arah Rp14.520 per USD dengan potensi support di kisaran Rp14.450 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca Selengkapnya