Rupiah Menguat Dibayangi Proyeksi Kebijakan Agresif The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak menguat di perdagangan hari ini, Rabu (23/3). Rupiah dibuka di Rp14.342 per USD, atau menguat tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.348 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih menguat usai pembukaan ke Rp14.337 per USD. Namun, Rupiah sempat melemah ke Rp14.347, kemudian menguat lagi dan saat ini berada di Rp14.342 per USD.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat dibayangi proyeksi kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat The Fed.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
"Pergerakan hari ini masih cenderung dipengaruhi oleh sentimen global, terutama berlanjutnya kenaikan imbal hasil US treasury, yang kemarin sempat diperdagangkan mencapai level tertinggi sejak Mei 2019," kata Rully di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (23/3).
Menurut Rully, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dipengaruhi oleh proyeksi kebijakan The Fed yang lebih agresif. "Hal ini juga berdampak kepada pergerakan yield SBN, dan kenaikan yield SBN biasanya memiliki korelasi signifikan terhadap nilai tukar," ujar Rully.
Dari dalam negeri, sebenernya cukup positif, dengan prospek ekonomi yang baik dan kebijakan pemerintah yang masih akomodatif, serta masih baiknya neraca perdagangan. "Namun memang masih tidak dapat menahan sentimen negatif global, khususnya kenaikan yield US treasuries," imbuhnya.
Rully memperkirakan rupiah berpotensi tertekan hari ini. Rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp14.325 per USD hingga Rp14.377 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnya