Rupiah Merosot Seiring Masih Berlanjutnya Perang Dagang China-AS
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah seiring negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China mengalami kebuntuan. Rupiah melemah 96 poin atau 0,67 persen menjadi Rp14.423 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.335 per USD. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.335 hingga Rp14.442 per USD. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, Rupiah melemah menjadi Rp14.362 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.347 per USD.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, perang dagang antara AS dan China kembali meningkat. Dua negara ekonomi terbesar di dunia itu menemui jalan buntu atas negosiasi perdagangan ketika AS menuntut janji perubahan konkret terhadap hukum di China.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
"Konflik perdagangan telah meningkat pada hari Jumat (10/5), dengan Amerika Serikat menaikkan tarif barang-barang China senilai USD 200 miliar. China telah berjanji untuk membalas tetapi belum memberikan rincian," ujar Ibrahim dikutip Antara, Senin (13/5).
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada hari Minggu (12/5) lalu mengatakan, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan bertemu pada pertemuan puncak G20 di Jepang pada akhir Juni tahun ini dan membahas perdagangan.
Sementara itu, dari domestik, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) kuartal I-2019 tercatat USD 7 miliar atau 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan tersebut lebih rendah ketimbang kuartal IV-2018 yang mencapai 3,6 persen PDB. Namun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, defisitnya membengkak karena pada kuartal I-2018 berada di 2,01 persen PDB.
"Jika defisit di awal tahun saja sudah lebih lebar, maka ada potensi bahwa CAD untuk keseluruhan tahun 2019 juga akan melebar. Praktis, rupiah menjadi kehilangan pijakan untuk menguat," kata Ibrahim.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca Selengkapnya