Rupiah terkapar, masyarakat ramai-ramai jual USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di level Rp 14.415 di perdagangan hari ini, Jumat (6/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 14.402 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di RP 14.394 per USD.
Dampak pelemahan Rupiah membuat orang yang menyimpan Dolar dalam kantongnya tergoda untuk menukarnya menjadi pecahan uang Rupiah. Hal tersebut terjadi di salah satu penukaran uang atau kerap disebut money changer di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Antrean terlihat cukup ramai di Valuta Inti Prima (VIP) money changer. Pengumuman memperlihatkan bahwa tempat penukaran tersebut hari ini membeli 1 USD seharga 14.385 dan menjual 1 USD seharga 14.415 Rupiah.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
-
Bagaimana Redenominasi Rupiah dilakukan? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kenapa emas jadi alat tukar? Tak hanya itu, emas pada masa lalu juga menjadi salah satu alat tukar perdagangan yang paling umum. Pada era kerajaan, koin-koin emas umumnya memiliki cap kepala Raja yang memerintah saat itu.
Salah satu petugas yang enggan disebut namanya mengatakan sejak nilai tukar Rupiah melemah, pengunjung mengalami peningkatan. Sebagian besar bertujuan menjual lembaran Dolar yang mereka miliki.
"Kebanyakan yang jual," kata dia, Jumat (6/7).
Dia menjelaskan, kebanyakan money changer memang memasang harga beli yang sedikit lebih rendah dari harga jual mereka. Namun hal tersebut tidak menyurutkan minat orang untuk menjual mata uang negara Paman Sam tersebut.
Dia mengungkapkan, dibanding sebelumnya pengunjung mengalami peningkatan sekitar 10 persen. "Melayani sekitar 450 orang sehari," ujarnya.
Salah satu pengunjung, Latif mengaku tertarik menukar Dolar yang dia miliki karena tahu harganya sedang mahal. "Cuma punya sedikit, lumayan belinya sudah lama masih Rp 13.500-an," ujarnya.
Sebelumnya, ekonom memprediksi Rupiah akan terus melemah sepanjang Juli ini.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi Rupiah akan terus melemah hingga akhir Juli 2018 mencapai Rp 14.700-14.800 per USD. Menurutnya, hal ini diperkirakan sebagai imbas dari perang dagang (trade war) antara Amerika dan China.
"Efek perang dagang dikhawatirkan menurunkan kinerja ekspor negara berkembang seperti Indonesia," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (5/7).
Bhima menjelaskan, dampak negatif lainnya adalah kemungkinan kaburnya para investor asing. "Akhirnya investor asing melakukan aksi jual secara besar-besaran baik dari pasar modal maupun pasar surat utang," imbuhnya.
Bhima menilai pemerintah lambat mengantisipasi kemungkinan tersebut. Kebijakan yang diambil Bank Indonesia pun dinilai belum berhasil.
"BI sudah kerja keras dari sisi moneter, tapi dari sisi fiskalnya belum ada gebrakan. Itu yang menurunkan kepercayaan investor. Selain karena data kinerja ekonomi Indonesia memburuk. Seperti defisit transaksi berjalan yang melebar dan defisit perdagangan," tandasnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaKesempatan berinvestasi bisa dilakukan kapan saja termasuk saat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS anjlok.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua bule viral melakukan aksi gendam di tiga toko oleh-oleh di Kota Malang. Mereka mengelabui tiga orang kasir dan membawa kabur sejumlah uang.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca Selengkapnya