Rupiah terpuruk sentuh 14.500 per USD, ini respons Menko Darmin
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) melemah hingga menyentuh level Rp 14.500 per USD pada perdagangan hari ini. Angka ini menyusul adanya pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan konsistensi menaikkan suku bunga acuan empat kali tahun ini.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan tebakan atas kenaikan suku bunga tersebut membuat pasar keuangan merespons langsung. Kemudian, berdampak pada penguatan USD dan berujung pada pelemahan Rupiah.
"Mereka melangkah mengambil kebijakan kan ada hubungannya dengan ucapan dari Gubernur The Fed mengenai dia akan push segera mengejar supaya tingkat bunga, inflasi di atas 2 persen. Orang membacanya dia mau naikin ini beneran," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (20/7).
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
Menko Darmin mengatakan, pergerakan nilai tukar ini masih bisa berubah sesuai dengan kondisi perekonomian global. Indonesia sendiri akan terus mencari upaya dalam menghentikan laju pelemahan Rupiah dengan menyiapkan beberapa kebijakan.
"Gini, segala sesuatu itu masih bisa naik dulu atau turun lagi, itu masih bergerak begitu. Jadi jangan terlalu dianggap itu sudah keseimbangan baru," jelasnya.
"Jadi kita sendiri mengambil kebijakan. BI ngambil, pemerintah ngambil ya seperti penerapan biodiesel ini. Ini hubungannya dengan kebijakan-kebijakan semua itu loh," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif namun ditutup menguat.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca Selengkapnya