Rupiah terus melemah, pengusaha bersiap naikkan harga produk
Merdeka.com - Para pengusaha dalam negeri mulai mengambil ancang-ancang untuk menaikkan harga produknya. Ini sebagai dampak masih melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah membuat harga bahan baku dan barang modal beberapa pengusaha mengalami peningkatan.
"Kalau ditanya apakah harga-harga akan naik, itu pasti. Tapi itu akan dilakukan secara gradual," kata dia di Jakarta, Sabtu (8/9).
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa makna dari kata-kata pejuang rupiah? Kata-kata pejuang rupiah mencerminkan sikap mental yang positif dan energi yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuan.
Selama ini, para pengusaha sudah memutar kepala menari strategi demi tidak menaikkan harga produknya meski Rupiah terus melemah sejak awal 2018. Namun jika Rupiah masih terus melemah, tentunya kemampuan pengusaha untuk meredam hal ini cukup terbatas.
Belum lagi, beberapa pengusaha akan menghadapi kendala baru, terutama keluarnya Peraturan Menteri Keuangan yang membatasi impor beberapa barang.
Tutum meminta pemerintah untuk memperhatikan faktor daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat rendah, dan Rupiah terus tertekan, dikhawatirkan pertumbuhan industri ritel cukup terganggu.
Meski begitu, Tutum melihat pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD memasuki equilibrium baru ini dianggap biasa-biasa saja. "Bagi kami melihat nilai tukar Rupiah ini mencari keseimbangan saja, karena tiap tahun inflasi kita lebih besar dari negara tetangga," katanya.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir
Baca SelengkapnyaBanyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.
Baca SelengkapnyaHarga barang-barang elektronik bakal naik jika nilai tukar rupiah terus tertekan pasca serangan Iran ke Israel Sabtu (13/4) lalu.
Baca SelengkapnyaLaju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaPasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca Selengkapnya"Ketika nilai Rupiah melemah, harga bahan baku impor seperti besi, baja, semen, dan alat-alat berat yang diimpor akan meningkat," ucap Andi.
Baca Selengkapnya