RUPST Summarecon Putuskan Sebar Dividen Rp99 Miliar
Merdeka.com - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten properti PT Summarecon Agung Tbk menyetujui pembagian dividen kepada seluruh pemegang saham sebesar Rp6 per lembar atau total Rp99 miliar.
President Director Summarecon, Adrianto P Adhi mengatakan, untuk mempertahankan operasi bisnis perusahaan agar tetap produktif dan juga memberikan kontribusi positif bagi seluruh pemangku kepentingan saat pandemi, pihaknya secara ketat menjaga kualitas produk dan menghadirkan desain produk yang mengadaptasi kebutuhan gaya hidup masyarakat.
Emiten berkode saham SMRA itu juga memberikan layanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, serta pemasaran produk dengan penawaran skema pembayaran yang lebih ringan dan tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah. Hal itu membuat produk properti Summarecon semakin menarik dan lebih terjangkau bagi masyarakat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
"Dengan penerapan berbagai strategi ini, sepanjang tahun 2021 perusahaan berhasil mencatat angka pra-penjualan sebesar Rp5,2 triliun atau 30 persen di atas target Rp4 triliun dan 58 persen di atas pencapaian tahun 2020 sebesar Rp3,3 triliun. Hal ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan," ujar Adrianto di Jakarta, Kamis (7/7).
Pada 2022, meskipun kasus pandemi relatif melandai, namun masih perlu diwaspadai. Pandemi yang masih berlangsung dan konflik global, akan berdampak negatif pada pemulihan ekonomi dunia karena terganggunya rantai pasokan global.
"Di tengah berbagai krisis yang melanda, Summarecon tetap berupaya memegang komitmen untuk berkontribusi membangun negeri melalui produk-produk berkualitas yang memberikan kepuasan pelanggan serta meningkatkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik," kata Adrianto.
Dia menyampaikan, dalam industri properti, perusahaan menyadari bahwa bisnis yang dijalankan saat ini merupakan salah satu motor pendorong ekonomi yang memiliki efek berganda atau multiplier effect, yaitu menggerakkan sekitar 174 sektor usaha lainnya.
Sektor tersebut mulai dari sektor jasa, bahan bangunan, hingga membuka lapangan kerja, tidak hanya bagi 4.000 karyawan perusahaan, juga bagi 1.700 pekerja proyek di seluruh unit usaha.
"Sehingga perusahaan berkomitmen untuk tetap menjaga produktivitas bisnis di masa pandemi dengan menerapkan strategi yang efektif, inovatif, disertai kerja keras dan ketekunan," ujar Adrianto.
Dewan Direksi dan Komisaris yang Baru
Dalam RUPST, perseroan juga mengumumkan jajaran dewan komisaris dan direksi, sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Ir. Soetjipto Nagaria : Komisaris Utama
Harto Djojo Nagaria : Komisaris
Drs Edi Darnadi : Komisaris Independen
Lexy Arie Tumiwa : Komisaris Independen
Ge Lilies Yamin : Komisaris Independen
Direksi
Adrianto P Adhi : Direktur Utama
Liliawati Rahardjo : Direktur
Soegianto Nagaria : Direktur
Herman Nagaria : Direktur
Sharif Benyamin : Direktur
Lidya Tjio : Direktur
Nanik Widjaja : Direktur
Jason Lim : Direktur
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang sebagai alat untuk menyerap berbagai shock absorber.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaProyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca SelengkapnyaProgram transisi energi sepertinya baru akan terasa dampaknya setelah 2025.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaKementerian Ketenagakerjaan memastikan UMP 2024 naik.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca Selengkapnya