Rusdi Kirana ungkap penyebab banyaknya delay di Lion Air

Merdeka.com - Keterlambatan jam penerbangan (delay) menjadi satu hal yang identik dengan maskapai Lion Air. Beberapa minggu lalu, maskapai berlambang singa ini pun diprotes penumpangnya akibat persoalan yang sama.
Meski begitu, Lion Air menjadi satu maskapai yang memiliki tingkat okupasi atau load factor mencapai 85-90 persen berdasarkan dari data maskapai penerbangan pada akhir 2015. Bahkan, maskapai ini memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat lantaran harga tiketnya yang terbilang murah.
CEO Lion Air Grup Rusdi Kirana mengakui perusahaan terus memperbaiki kinerjanya dengan melakukan efisiensi secara maksimal. "Kalau penerbangan murah dengan safety tidak ada hubungannya. Semua sama, yang membuat bisa murah dari kompensasi, pembelian pesawat, suku cadang (sparepart), kita untuk bengkel sendiri," ujar Rusdi di Jakarta, Selasa (9/8).
Rusdi menegaskan, masalah delay yang sering dialami maskapai miliknya disebabkan Lion Air memiliki jumlah pesawat yang cukup banyak. Belum lagi, setiap harinya dapat menerbangkan hingga 1.000 penerbangan.
"Satu hari kita terbang 1.000 kali, kalau delay presentasinya tidak besar tapi kalau satuannya besar. Contoh dari kemarin delay lima flight dari 1.000 penerbangan dari 30.000 penumpang. Dibilang suka delay, secara satuan kita banyak," jelas Rusdi.
Kendati demikian, pihaknya berjanji akan terus memperbaiki kinerja perusahaan. Sehingga, nantinya keterlambatan penumpang dapat diminimalisir.
"Kami tidak mengatakan kami baik, kami tidak mengatakan sempurna, segala sesuatu sudah diatur dengan baik. Pasti ada perbaikan yang kita sudah lakukan," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya