RUU EBT Dikhawatirkan Tingkatkan Emisi Karbon dan Bikin Energi Mahal
Merdeka.com - Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan atau RUU EBT yang tengah digodok pemerintah dan DPR RI dinilai berpotensi membuat harga energi menjadi mahal. Selain itu, draft aturan tersebut juga dicurigai bertentangan dengan visi energi ramah lingkungan, dan punya risiko meningkatkan emisi karbon.
Akademisi ITS sekaligus mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Mukhtasor berpendapat, pemerintah telah meninggalkan acuan pada UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2005-2025.
Padahal menurutnya, pemerintah lewat aturan tersebut sudah berkomitmen membangun ekonomi produktif di dalam negeri, juga pembangunan yang ramah lingkungan, dan proses-proses yang bisa membangun kemampuan nasional
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Kenapa aturan baru BBM Subsidi dibuat? Aturan ini dirancang untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan efisien.
-
Kenapa BPH Migas revisi regulasi penyaluran BBM subsidi? 'Pertama, pengaturan volume Jenis BBM Tertentu (JBT) Minyak Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) untuk transportasi darat disusun berdasarkan kajian kewajaran pembelian JBT Minyak Solar dan JBKP transportasi darat, seperti data histori transaksi pembelian JBT dan JBKP, jenis kendaraan dan tempuh' jelasnya pada saat ditemui dalam Public Hearing di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2024).
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
"Itu bisa dilihat di halaman 71 UU 17/2007. Tetapi yang ditempuh beberapa pihak yang dalam berbagai draft-draft (RUU EBT) yang beredar, dalam draft di Permen dan di Perpres itu menyebabkan energi jadi mahal, padahal bisa murah," kritiknya dalam sesi bincang virtual, Sabtu (4/9).
Mukhtasor menyatakan, jika tujuan RUU EBT hendak menurunkan emisi karbon, dia menilai tujuan tersebut sebetulnya sudah terpenuhi dengan cara yang dipegang saat ini. Dia pun mempertanyakan Menteri ESDM yang bilang jika produksi di sektor energi kini belum memenuhi target.
"Sebenarnya pak Menteri ESDM tidak perlu bingung. Sektor energi enggak memenuhi target? Memenuhi target, saya yakin itu, dan hitung-hitungan itu ada. Termasuk saya membaca dari laporan bppt dan yang lain, hitung-hitungan itu ada," bebernya.
"Justru yang penting didorong bukan sektor energi, (tapi) sektor misalnya kehutanan. Jadi jangan kemudian yang di hutan itu digundul, ekspor batubara digenjot untuk emisi karbon, kan malah ditingkatkan itu ekspornya. Berarti emisi karbon tambah tinggi," imbuhnya.
Di sisi lain, ia meminta pemerintah tak perlu jor-joran memberikan kompensasi pada pelaku industri yang ingin memakai energi baru terbarukan (EBT). Sebab menurutnya, secara harga itu akan terus turun dengan sendirinya.
"Yang sudah makin murah ini jangan tambah kompensasi pada orang-orang kaya yang masang. Tanpa kompensasi pun harganya akan makin murah kok," sebut Mukhtasor.
"Jadi saya kira kalau banyak uang menyelesaikan PR-PR yang belum selesai untuk masyarakat terpencil. Bahkan di Jawa Timur pun masih ada yang belum punya akses listrik dari pemerintah melalui PLN," tegasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan subsidi listrik itu berisiko muncul karena aturan power wheeling memperbolehkan pembangkit swasta untuk menjual listrik EBET.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaPemerintah saat ini ingin agar masa pemerintahan berikutnya tak lagi kerepotan dalam menyusun regulasi terkait energi hijau.
Baca SelengkapnyaPenerapan pasal tembakau pada RPP Kesehatan akan menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan hingga Rp52,08 triliun.
Baca SelengkapnyaSaat ini, belum ada landasan hukum khusus yang mengatur mekanisme pelaksanaan CCS di sektor ketenagalistrikan.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaPemerintah Ancang-ancang Beri Insentif Mobil Hybrid, Dinilai Bakal Hambat Percepatan Kendaraan Listrik
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca Selengkapnya