Saat nilai tukar Rp 15.000/USD, pengusaha akan naikkan harga makanan
Merdeka.com - Dunia usaha, utamanya yang masih menggunakan bahan baku impor, tertekan oleh kondisi nilai tukar Rupiah yang saat ini sudah menyentuh angka Rp 14.700 per USD. Tak terkecuali usaha di sektor makanan dan minuman (mamin).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, sektor industri mamin sudah mulai kewalahan menghadapi keperkasaan USD terhadap Rupiah.
Bahkan, untuk bisa tetap berproduksi tanpa menaikkan harga produk, sektor permodalan perusahaan-perusahaan mamin mulai tergerus.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Adhi, pelaku usaha sudah mulai berhitung dan menganalisa hingga sejauh mana mereka bisa bertahan. "Kita melihat ini masing-masing perusahaan masih simulasi tahan sampai berapa," kata Adhi di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (25/9).
Adhi menilai, jika angka rupiah terhadap USD menyentuh level lebih dari Rp 15.000, pelaku industri mamin tak akan bertahan tanpa menaikkan harga produk. "Toleransinya Rp 15.000 maksimum. Jangan lebih dari itu, kalau lebih, akan naikkan harga," tutur Adhi.
Di sisi lain, tuntutan kenaikan upah juga diakui tidak mungkin dipenuhi saat ini. Oleh sebab itu, GAPMMI meminta serikat pekerja untuk mengkaji ulang tuntutan kenaikan upah.
"Kita sangat keberatan sekali, kita berharap teman-teman serikat pekerja menyadari bahwa jangan mikirkan diri sendiri, kita harus bersatu menyelamatkan kapalnya dulu. Kalau kapalnya karam, tenggelam percuma juga, mau menuntut berapa persen juga tidak ada gunanya," tutup Adhi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada sisi lain, naiknya harga Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dinilai tetap akan lebih murah dari minyak goreng kemasan premium.
Baca SelengkapnyaPermendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca SelengkapnyaAcuan harga mempertimbangkan harga gula di produsen atau harga internasional, biaya kemasan, biaya distribusi, dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemendag telah melakukan kajian internal untuk dua kebijakan baru terkait dengan minyak goreng, salah satunya menaikan HET MinyakKita.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 10 komponen dalam penghitungan HPP, di antaranya yaitu harga CPO, ongkos angkut pabrik, biaya pengolahan, pengemasan, serta biaya distribusi.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca Selengkapnya