Saat RI Heboh Cukai Plastik, Seorang Pelajar SMA Ciptakan Sedotan dari Biji Nangka
Merdeka.com - Pemerintah tengah mengusulkan pemberlakuan cukai pada kantong plastik dengan besaran Rp30.000 per kilogram. Dengan demikian, harga kantong plastik akan menjadi Rp450-500 per lembar.
Pemerintah menilai plastik sebagai benda yang berbahaya bagi lingkungan. Maka sudah sepantasnya konsumsinya diatur salah satunya melalui cukai.
Di sisi lain, terdapat seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang sukses menciptakan sedotan dari biji buah nangka. Ciptaannya ini tentu mampu mengurangi sampah plastik jika diterapkan secara massal.
-
Kenapa plastik bahaya untuk kesehatan? Limbah sampah plastik mengandung zat beracun yang berbahaya bagi tubuh. Beberapa jenis sampah seperti plastik kemasan atau barang plastik bisa mengakibatkan disfungsi ginjal dan hati.
-
Mengapa penting untuk mengurangi konsumsi plastik? Meskipun efek buruk dari mikro dan nanoplastik masih dalam penelitian, namun temuan saat ini menunjukkan bahwa mereka dapat menyebabkan stres oksidatif, kelainan reproduksi, disfungsi gastrointestinal, dan peningkatan mortalitas.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Apa yang ditimbulkan dari plastik? Limbah plastik mengandung zat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker, seperti kanker paru-paru, kanker prostat, kanker testis dan kanker payudara.
-
Mengapa sampah plastik berbahaya? Sifat sampah plastik tidak mudah terurai proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.
-
Bagaimana sampah plastik mengancam kesehatan manusia? Sampah plastik dapat membahayakan satwa laut yang memakan atau terperangkap dalam limbah plastik, serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia melalui rantai makanan.
Pelajar itu bernama Kevin Seca Widyatmodjo. Dia melakukan penelitian tentang kemungkinan menggunakan biji buah nangka sebagai bahan dasar untuk memproduksi sedotan yang dapat terurai secara hayati, bahkan dapat dimakan setelah dipakai.
©2020 Liputan6.comGagasan penelitian ini muncul pada akhir tahun lalu, ketika Kevin melakukan kajian pustaka tentang cara pembuatan produk-produk bioplastik yang dapat dikonsumsi. "Pertama kali, Saya tahu biji nangka dapat dimakan dari Mama saya, dan ternyata biji nangka mengandung pati yang bisa diolah menjadi plastik," jelas Kevin.
Selanjutnya, Kevin pun melakukan eksperimen dengan biji buah nangka yang membutuhkan waktu 2 - 3 hari pemrosesan sampai mendapatkan hasil berupa lembaran plastik atau sedotan. Bahan utama adalah biji buah nangka yang diolah hingga menjadi bubuk atau pati, gliserin, cuka dan air.
Eksperimen ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah tahap untuk mendapatkan pati dengan cara mengupas kulit buah nangka dan dihaluskan, lalu diambil cairannya dengan diperas menggunakan kain, setelah itu cairannya diendapkan selama sehari, lalu endapan dikeringkan dalam oven selama 6 jam dengan suhu 60 sampai 70 derajat celcius.
Tahap kedua adalah mencampur pati yang sudah jadi dengan cuka, agar-agar, dan gliserin, sampai mengental seperti lem dan bisa ditaruh di kertas dan mengering, jadilah lembaran plastik dan bisa dijadikan sedotan dengan cetakan sedotan.
Kevin melakukan dua eksperimen yang satu tanpa bubuk rumput laut dan satunya tidak, yang hasilnya akan berbeda. Eksperimen dengan bubuk rumput laut akan menghasilkan produk yang lebih tipis dan prosesnya cepat, kalau yang tidak dengan rumput laut hasilnya tebal dan prosesnya sedikit lama.
Biaya Terjangkau
Plastik dan sedotan yang dihasilkan dari eksperimen ini dapat terurai secara hayati,karena semua bahan pembuatannya berasal dari bahan baku yang dapat dimakan, biaya bahan baku juga terjangkau. Harga sedotan ini jika dibandingkan dengan harga sedotan plastik bisa berbeda Rp250-300 per satu sedotannya.
Untuk saat ini Kevin hanya ingin berbagi kepada masyarakat bahwa ada alternatif lain untuk menggantikan plastik. Dia juga berharap akan ada perusahaan yang ingin meneliti lebih dalam dan jika bisa dapat diproduksi secara luas.
"Saya senang jika ada perusahaan yang akan memperdalam ide Saya ini, apalagi bisa diproduksi dengan luas," jelas Kevin.
Pemerintah Usul Kantong Plastik Kena Biaya Rp500
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan rencana pengenaan tarif cukai spesifik kantong plastik dengan besaran Rp30.000 per kilogram. Nantinya, cukai ini berlaku bagi produk kantong kresek atau kantong belanja yang selama ini ada di supermarket, tepatnya bagi plastik dengan ketebalan di bawah 75 mikron.Dia menjelaskan, pengenaan cukai ini dilakukan pada pada pabrikan (produksi dalam negeri) dan importir (produksi luar negeri). Dengan cara pembayaran berkala setiap bulan, sesuai dengan jumlah produksi atau impor.Cukai pabrikan akan dipungut pada saat barang (kantong plastik) ke luar pabrik. Sedangkan, kantong plastik dari impor akan dikenakan di pelabuhan untuk barang impor, seperti kawasan industri pabean.Dia menjelaskan, dengan dikenakannya tarif cukai sebesar Rp30.000 per kg, maka akan mempengaruhi angka inflasi sebesar 0,045 persen. Sebab, diperkirakan konsumsi plastik sebanyak 55.532.609 kg per tahun yang akan terdampak.Selain itu, dia juga memperkirakan konsumsi kantong plastik menurun hingga 50 persen, sehingga total konsumsinya menjadi hanya 53,5 juta kg per tahun. Dengan demikian, potensi penerimaan negara dari cukai kantong plastik mencapai Rp1,6 triliun.Reporter : Tiara Sekarini
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam satu hari, pekerja mengaku mendapat 2 ton sampah plastik dari Bekasi dan Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaMenurutnya dampak sampah plastik sangat besar bagi lingkungan dan terasa sekali di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, cukai plastik dan cukai minuman berpemanis baru akan diberlakukan di 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPara pengusaha cemas jika pengenaan cukai minuman berpemanis bakal merubah komposisi dari produk yang ada.
Baca SelengkapnyaMenurut Ibar tanpa transparansi dan komitmen untuk mengurangi produksi plastik, krisis saset tidak akan teratasi.
Baca SelengkapnyaAndry juga menyoroti aturan zonasi larangan penjualan rokok radius 200 meter dari satuan pendidikan yang masih rancu karena tidak disebutkan dengan jelas.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, perbincangannya dengan kelompok pelaku usaha sejauh ini positif.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPusat daur ulang sampah plastik di Medan Belawan memproduksi tiang lampu taman yang berbahan dasar sampah plastik
Baca SelengkapnyaPihaknya mengirim surat kepada Presiden RI Prabowo Subianto yang di dalamnya menekankan pentingnya IHT sebagai salah satu pilar ekonomi.
Baca SelengkapnyaIndonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.
Baca SelengkapnyaPemerintah menaikkan target penerimaan cukai di 2024.
Baca Selengkapnya