Saham Penghuni Baru LQ45 Bakal Jadi Pilihan untuk Investor
Merdeka.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan daftar penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-April 2019. Mengutip keterbukaan BEI, empat emiten yang masuk ke daftar tersebut yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja memprediksi, secara prospek kinerja keempat saham yang baru bergabung di indeks LQ45 tersebut nantinya akan membaik. Itu disebabkan telah melalui proses seleksi yang cukup panjang.
"Kalau kita lihat, pemilihan anggota itu sudah melewati mereka punya seleksi jadi seharusnya prospeknya lebih bagus dibandingkan yang lain," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Senin (21/1).
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Bagaimana saham bisa untung? Selain dividen, keuntungan lain yang dapat diperoleh berasal dari capital gain, yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham. Ketika harga saham meningkat, investor dapat menjualnya untuk meraih keuntungan.
-
Mengapa saham BRI diproyeksikan terus naik? Kinerja positif dan berkelanjutan terus ditunjukkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Hal ini bisa dilihat di sepanjang semester I 2023 yang dinilai analis pasar modal akan menjadi katalis utama dalam pertumbuhan bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia.
-
Kenapa RS Grha Kedoya mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia? Saat ini, Perseroan telah mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham RSGK, menunjukkan upaya mereka untuk meningkatkan perkembangan dan kontribusi pada dunia kesehatan di Indonesia.
-
Apa yang membuat analis merekomendasikan beli saham BRI? 'Segmen ini seharusnya dapat membantu mengimbangi beberapa hal tekanan pada NIM karena suku bunga terus meningkat, disertai dengan kualitas aset yang layak,' ungkap CFA Goldman Sachs Research Melissa dikutip belum lama ini.
-
Kenapa harga saham preferen lebih stabil? Saham preferen memiliki harga yang lebih stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi pasar. Saham preferen juga cenderung lebih mahal dari saham biasa karena memiliki hak istimewa.
Secara risiko, dia mengaku belum mempertimbangkan secara mendalam terkait prospek dari keempat saham tersebut. "Kita belum lihat sampai detil ya. Tapi yang jelas risiko pasti ada namun untuk detail belum sampai ke sana," ungkapnya.
Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, masuknya keempat emiten baru itu tentu akan menjadi pertimbangan baru bagi investor.
"Untuk prospek ke depannya, saya belum bisa katakan bahwa nantinya akan bagus atau tidak ya. Namun kalau untuk sahamnya jelas menjadi pertimbangan investor karena emiten yang masuk ke indeks LQ45 dianggap saham yang likuid," ujarnya kepada Liputan6.com
Dia pun mengimbau agar ke depannya kinerja dari keempat emiten baru tersebut dapat dijaga dalam rentang yang terukur.
"Ke depannya tentunya yang harus dijaga ialah kinerja dan sentimennya," tandasnya.
Sebagai informasi, keempat emiten baru diatas menggantikan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang secara resmi telah keluar dari indeks LQ45.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IHSG sempat menyentuh 7300-an mendekati penutupan perdagangan akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 mampu mendorong perusahaan mencapai target yang diproyeksikan, baik itu pendapatan maupun laba.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.
Baca SelengkapnyaSaham BBRI sendiri tengah berada dalam tekanan. Secara year to date, kinerja saham BBRI tercatat terkoreksi 23%.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBRI terus mempertahankan posisi sebagai bank dengan portofolio pembiayaan segmen UMKM terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaSejumlah jajaran direksi BRI kompak memborong saham BBRI.
Baca SelengkapnyaBloomberg Technoz menganalisa lebih dari 900 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Baca SelengkapnyaPT UBS Sekuritas Indonesia yang menargetkan harga BBRI di angka Rp6.925.
Baca Selengkapnya