Sandiaga Uno sesalkan BI terlalu cepat naikkan suku bunga acuan
Merdeka.com - Pengusaha Sandiaga Uno mengaku pelaku usaha merasa terjepit dengan kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 0,25 basis poin. Bank sentral menaikkan tingkat suku bunganya dari sebelumnya 7,5 persen menjadi 7,75 persen, sebagai respon dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Saya rasa bauran policy yang berkaitan bagaimana pertumbuhan itu bisa tetap dijaga. Jadi BI mungkin menaikkan suku bunga karena khawatir inflasi, tapi coba cari policy lain yang nggak menjepit pengusaha," ujarnya di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Selasa (25/11).
Menurut dia, kebijakan kenaikan BI Rate memberatkan dan pada akhirnya menurunkan daya saing pengusaha. "Kenaikan BI rate membuat likuiditas pengusaha akan semakin terbatas," jelas dia.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa negara-negara takut dengan bunga pinjaman? Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
"Jadi mungkin ya alangkah baiknya dilihat dulu lah dampak kenaikan BBM ini terhadap inflasi. Jangan langsung tiba-tiba dinaikin gitu. Kan berarti akan memberatkan sekali," tambahnya.
Di luar itu, bos dari Saratoga Investama Sedaya ini menyambut positif langkah kenaikan harga BBM. "Memang kalau dilihat, daya beli pasti akan turun. Saya yakin sih sebetulnya dari segi daya beli akan kembali dua tiga bulan ke depan," tutup dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaAdapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaSaid mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, mengatakan setiap tahun Indonesia menghadapi masalah karena menurunnya lifting minyak dan gas bumi.
Baca Selengkapnya