Saran OJK Pulihkan Tingkat Konsumsi Masyarakat Terimbas Pandemi Corona
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai masalah utama perlambatan ekonomi saat ini disebabkan turunnya permintaan konsumsi dari masyarakat. Sementara, dari sisi penawaran khususnya kredit perbankan dalam kondisi stabil dan tidak bermasalah. Maka dari itu, strategi yang diperlukan untuk memulihkan keadaan yakni dengan meningkatkan permintaan masyarakat.
"Isu besar sekarang ini di sisi permintaan, kalau dari penawaran tidak ada masalah karena kondisi kita likuid dan CAR tidak masalah," kata Staf Ahli OJK, Ryan Kiryanto, dalam Live Streaming Keterangan Pers OJK bertajuk 'Stabilitas Sistem Keuangan dan Pengawasan Terintegrasi OJK' di akun YouTube Jasa Keuangan, Jakarta, Rabu (2/8).
Ryan menjelaskan, dari sisi permintaan masih belum terlihat. Pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dibukanya pusat perbelanjaan dan beberapa objek wisata masih belum menunjukkan kenaikan permintaan hingga titik sebelum pandemi. Meski begitu, hal ini tetap menjadi harapan pulihnya aktivitas perekonomian.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
"Mal dibuka itu bagus tapi belum kembali ke titik normal," kata Ryan.
Dibukanya kegiatan ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan diharapkan akan meningkatkan permintaan. Ryan mencatat hingga Juli 2020 tercatat peningkatan kredit konsumsi tumbuh 1,45 persen.
Selanjutnya
Selain itu, upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan permintaan konsumsi dengan menggerakkan sektor keuangan konglomerasi. Sebagai perusahaan dengan berbagai lini usaha, konglomerasi keuangan diharapkan bisa tumbuh bersama. Misalnya perbankan menyalurkan kredit, perusahaan asuransi melakukan penjaminan di sekuritas. Bila hal ini dilakukan serempak, akan berdampak pada meningkatnya permintaan masyarakat.
"Kalau semua bergerak bersama ini bagus, ini akan memberikan dampak pada kegiatan ekonomi yang riil," kata dia.
Sehingga, dia meyakini pertumbuhan permintaan akan meningkat pada triwulan III dan triwulan IV tahun 2020. Ryan menyebut dalam asesmen jasa keuangan triwulan kedua jadi titik terendah pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Selain itu, pemerintah baik kementerian/lembaga dan Pemda diharapkan segera merealisasikan anggaran belanja. Kemudian pelaku usaha akan datang ke bank untuk menambah kredit atau membuka kredit baru. Sebab cara ini dinilai akan memberikan efek domino terhadap permintaan yang saat ini menjadi akar masalah perlambatan ekonomi.
"Ini akan memberikan multiplier efek dan permintaan akan tumbuh, tambah kredit atau buka kredit baru, makanya ini harus didorong," kata Ryan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaMeskipun demikian, sektor multifinance dan peer-to-peer (P2P) lending tetap menunjukkan pertumbuhan positif dalam penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaIni sebagai respons terhadap aksi Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve yang kembali memangkas suku bunga Fed Fund Rate.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya